Nurlia, Enung and Purwadaria, Sunara and Basuki, Eddy Agus (2013) RETROGRESI DAN REAGING PADUAN ALUMINIUM 7075 DAN EVALUASI PROSEDUR YANG DIGUNAKAN. In: Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013, BANDUNG.
Enung Nurlia_semnas_2013_RETROGRESI DAN REAGING PADUAN ALUMINIUM 7075 DAN EVALUASI PROSEDUR YANG DIGUNAKAN_411-419.pdf
Download (631kB) | Preview
Semnas Sains dan Teknologi Nuklir_2013.pdf
Download (2MB) | Preview
Abstract
PERCOBAAN RETROGRESI DAN REAGING PADUAN ALUMINIUM 7075 DAN EVALUASI
PROSEDUR YANG DIGUNAKAN. Perlakuan panas retrogresi dan reaging (RRA) merupakan
perlakuan panas dua tahap yang dilakukan secara berturutan dan didasarkan pada prinsif pengerasan
presipitat. Pada perlakuan ini proses pengintian dan pertumbuhan presipitat diatur sedemikian rupa
sehingga dihasilkan material dengan kombinasi sifat-sifat yang menguntungkan seperti kekuatan tinggi
dan ketahanan SCC yang baik, hal mana sulit dicapai dari perlakuan panas konvensional. Tujuan
penelitian, pertama memperoleh prosedur RRA yang baik menggunakan peralatan sederhana sehingga
dapat dimanfaatkan oleh kalangan yang lebih luas, kedua mendapat pemahaman yang lebih baik
mengenai proses pengintian dan pertumbuhan presipitat serta hubungannya dengan sifat material yang
dihasilkan sehingga diperoleh material dengan sifat-sifat yang diinginkan. Pada percobaan ini,
perlakuan RRA diterapkan terhadap sampel paduan aluminium 7075 berbagai ukuran. Kekerasan
paduan diukur menggunakan Universal Microhardness Tester dengan prosedur mengacu pada ASTM
E:10-04. Ketahanan SCC ditentukan dari waktu patah spesimen uji yang diukur menggunakan metode
cantilever beam pada pembebanan tetap sebesar 0,8 YS. Kriteria penilaian prosedur RRA dilakukan
dengan membandingkan profil kurva kekerasan paduan retrogresi (RR) dan paduan RRA terhadap tRR
dengan profil kurva serupa yang diperoleh peneliti sebelumnya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
profil kurva kekerasan terhadap tRR yang diperoleh serupa dengan profil kurva yang sama yang
diperoleh peneliti sebelumnya, ketahanan SCC paduan RRA lebih baik dari paduan T6 (paduan
pengerasan presipitat konvensional), baik permukaam patahan sampel T6 maupun sampel RRA
menunjukkan modus perambatan SCC intergranular. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa prosedur
RRA yang digunakan sudah cukup baik.