Catherine, Sitepu and Yoshua, Hendrik and Agita, Pramustika and Ardiny, Andriani and Krisnawati, Krisnawati (2023) Tatalaksana maloklusi kelas III maksila retrognati dan mandibula prognati dengan perawatan ortodonti dan bedah ortognati (laporan kasus). In: Prosiding KPPIKG 2023: The 19th Scientific Meeting and Refresher Coursein Dentistry, Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia, 2-4 Februari 2023, Jakarta Convention Center.
![[thumbnail of Prosiding_2023_Catherine Sitepu_121-125.pdf]](https://karya.brin.go.id/style/images/fileicons/text.png)
Prosiding_2023_Catherine Sitepu_121-125.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (2MB)
Abstract
Tujuan: Prevalensi kasus maloklusi kelas III antara populasi di dunia bervariasi 0% - 26%. Di Asia Tenggara prevalensinya mencapai 15,8%. Penanganan kasus maloklusi kelas III sangat menantang. Maloklusi kelas III dapat disebabkan oleh maksila retrognati, mandibula prognati, atau kombinasi keduanya. Perawatan maloklusi kelas III pada pasien usia tumbuh kembang dapat dilakukan dengan terapi fungsional, sementara pada pasien dewasa, terdapat dua alternatif perawatan yaitu perawatan kamuflase atau perawatan multidisiplin ortodonti dengan bedah ortognati. Tindakan bedah ortognati pada pasien dewasa dapat memperbaiki hubungan skeletal dan dental. Beberapa literatur menunjukkan bahwa hasil perawatan bedah ortognati lebih stabil dibandingkan perawatan kamuflase. Laporan kasus: Pasien wanita usia 21 tahun datang ke RSKGMP FKG UI dengan keluhan rahang bawah terasa sangat maju. Pasien memiliki tipe wajah dolikofasial dengan profil jaringan lunak cekung.Terdapat gigitan silang anterior dan posterior pada pola skeletal kelas III dengan maksila retrognati dan mandibula prognati. Pasien terdiagnosa memiliki diskrepansi skeletal yang berat dengan indikasi perawatan kombinasi ortodonti dan bedah ortognati. Setelah diberi penjelasan yang lengkap pasien menyetujui untuk menjalani bedah ortognati. Operasi yang dilakukan adalah Le Fort I pada maksila dan Bilateral Sagittal Split Osteotomy (BSSO) pada mandibula. Perawatan ortodonti dilakukan sebelum dan sesudah pembedahan. Kesimpulan: Perawatan bedah ortognati merupakan pilihan terbaik dalam menangani kasus maloklusi kelas III yang berat, sehingga dapat diperoleh perbaikan dental dan skeletal serta stabilitas jangka panjang.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | perawatan ortodonti, bedah ortognati |
Subjects: | Health Resources > Health Care Assessment & Quality Assurance Health Resources > Health Care Technology |
Depositing User: | Saepul Mulyana |
Date Deposited: | 19 Feb 2025 01:30 |
Last Modified: | 19 Feb 2025 01:30 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/51235 |