Pengaruh fluktuasi muka air terhadap stabilitas dinding dan bahaya piping pada bangunan air

Indonesia merupakan negara yang mempunyai tingkat kebutuhan air yang tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan air, peran bangunan air sangat diperlukan dalam menjaga persediaan air. Salah satu jenis bangunan air adalah bendungan. Fluktuasi tinggi muka air pada bendungan tentunya mempengaruhi keamanan dan kestabilan konstruksi bendungan, salah satunya adalah bahaya perpipaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa kestabilan dinding bendungan akibat fluktuasi tinggi muka air bendungan. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan data karakteristik tanah untuk mengetahui gaya lateral dan vertikal yang bekerja pada dinding. Ketinggian air bendungan divariasikan pada ketinggian 1m, 2m, dan 3m dari dasar bendungan. Berdasarkan perhitungan stabilitas guling dan geser dinding penahan tanah dengan metode Braja, semakin tinggi tinggi muka air maka skor keamanan stabilitas geser menurun dari 2,22 menjadi 0,66, dan skor keamanan stabilitas guling juga menurun dari 10,79 menjadi 1,86. Hasil perhitungan faktor keamanan perpipaan dengan metode Lane menunjukkan bahwa semakin tinggi tinggi muka air berpengaruh terhadap semakin tinggi potensi jaringan pipa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan WCR (WeightedCreep-Ratio) dari 1,51 menjadi 0,94.