Gerak meridional yang ditentukan dari translasi bintik surya pada arah lintang di fotosfer matahari

Maspul Aini Kambry and Wilson Sinambela and Bambang Setiahadi and Gunawan Admiranto and Luh Putri Paramita (1993) Gerak meridional yang ditentukan dari translasi bintik surya pada arah lintang di fotosfer matahari. Proceeding Program Penelitian Dirgantara LAPAN (D-III): 10. pp. 55-65.

[thumbnail of Prosiding_Maspul_LAPAN_1993.pdf]
Preview
Text
Prosiding_Maspul_LAPAN_1993.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Rotasi differensial matahari dapat dibangkitkan oleh transpor momentum sudut pada arah radial dan latitudinal (merid-ional). Sumbangan transpor momentum sudut dalam arah radial dapat di terangkan dengan memperkenalkan konsep momentum sudut total permukaan matahari. Sedangkan transpor momentum sudut pada arah meridional masih dalam perdebatan karena hasil yang diperoleh secara spektroskopik dan hasil penelusuran bintik matahari berbeda pada daerah lintang rendah (-15 sampai +15°). Gerak meridional yang ditentukan secara spektroskopik pada lintang rendah bergerak ke arah kutub, sedangkan gerak meridional hasil penelusuran bintik matahari bergerak ke arah ekuator. Untuk mengetahui transpor momentum ke arah meridional lebih lanjut kami menggunakan sketsa bintik matahari yang diperoleh dari National Astronomical Observatory (NAO), Jepang dalam kurun 1943- 1992 dan SPD Watukosek-LAPAN selama 1992. Posisi setiap bintik pada sketsa matahari di digitalkan untuk mendapatkan posisi X-Y terhadap sumbu digitizer. Dengan konsep segitiga bola dan waktu pengamatan, posisi X-Y bintik ditransformasikan ke lintang dan bujur heliografik matahari. Gerak meridional diperoleh dengan membandingkan dua kedudukan lintang heliografik bintik atau group bintik pada waktu yang berbeda. Didapatkan gerak meridional kearah ekuator dengan kecepatan 0.01 0.05°/hari atau atau 2-10 meter/detik dalam selang 40° LS-40° LU. Hasil penemuan ini dapat menerangkan bahwa transpor momentum sudut bukan hanya terjadi pada aralı radial (dari lapisan konvektif ke permukaan), namun pada arah latitudinalpun (dari lintang tinggi ke lintang rendal) harus diperhitungkan pada mekanisme pembangkitan rotasi differensial.

Item Type: Article
Subjects: Atmospheric Sciences
Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Antariksa > Matahari dan Astrofisika
Divisions: LAPAN > Deputi Sains Antariksa Dan Atmosfer
Depositing User: - mayang -
Date Deposited: 03 Dec 2023 22:45
Last Modified: 03 Dec 2023 22:45
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/21179

Actions (login required)

View Item
View Item