Pengaruh lama waktu maserasi terhadap hasil optimum absorban pada screning panjang gelombang ekstrak kulit limau kuit (Citrus hystrix Dc) sebagai indikator titrasi asam basa

Titrasi asam-basa memerlukan indikator untuk menunjukkan perubahan warna pada setiap interval pH.Indikator sintetis yang digunakan selama ini mempunyai kelemahan salah satunya, ketersediaan dan biaya produksi mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu maserasi kulit limau kuit menggunakan etanol 96% dengan variasi waktu 1 hari, 2 hari dan 3 hari yang mampu menarik antosianin sebagai pewarna pada indikator alami titrasi asam basa. Hasil ekstraksi Kulit Limau Kulit (Citrus hystrix DC) dengan Uji antosianin menggunakan larutan HCL 2 M dan larutan NaOH 2M yang mengandung antosianindiukur dengan spektrofotometer UV-VIS pada rentang Panjang gelombang 200-500 nm. Hasil pengukuran diperoleh dari maserasi kulit limau kuit menggunakan bahan pelarut etanol 96% dengan lama waktu maserasi 1 hari, 2 hari dan 3 hari diperoleh absorban optimum sebesar 4,817 pada sampel maserasi limau kuit selama 3 hari dengan Panjang gelombang 387 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan indikator Kulit Limau Kuit (Citrus hystrix DC) dapat digunakan sebagai indikator asam basa, bahkan dapat menentukan kisaran pH dari suatu larutan. Perubahan warna indikator Kulit Limau Kuit (Citrus hystrix DC) dari pH asam ke pH basa adalah Putih, putih keruh, agak kekuningan, kuning kehijauan, kuning coklat. indikator menunjukan performa yang baik pada perubahan warnanya di dalam larutan pH 1-14 hingga maserasi hari ketiga penyimpanan. Jadi ekstrak etanol Kulit Limau Kuit (Citrus hystrix DC) dapat dijadikan bahan dasar pembuat indikator asam basa alami.