Rehabilitasi oklusi secara ortodonti pra restorasi pada pasien dengan gigitan dalam dan persistensi gigi sulung

Pendahuluan: Oklusi ideal merupakan salah satu kunci keberhasilan jangka panjang dalam perawatan restorasi gigi. Gigitan dalam sering kali menghambat rahang ketika berartikulasi. Persistensi gigi sulung menjadi tantangan tersendiri dalam membuat rencana perawatan secara keseluruhan. Gigitan dalam dapat mempengaruhi prognosis restorasi gigi tersebut maupun gigi antagonisnya. Rehabilitasi oklusi yang mendahului perawatan restorasi dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi saat rahang berartikulasi agar prognosis restorasi dan estetika senyum lebih baik. Laporan Kasus: Pasien pria, usia 22 tahun 9 bulan mengeluhkan dua gigi depan atas panjang. Hasil pemeriksaan menunjukkan gigitan dalam 7 mm, kurva spee dalam, persistensi gigi sulung 52, 53, 62, 63, dan 72 tanpa benih gigi permanen pengganti. Gerakan artikulasi ke depan dan ke kiri terhambat. Pasien dirawat dengan alat ortodonti cekat untuk memperbaiki oklusi sebelum dilakukan restorasi sehingga gigitan dalam, kurva spee, dan gerakan artikulasi terkoreksi serta senyum lebih estetis. Kesimpulan: Perawatan ortodonti sebagai perawatan rehabilitasi dapat mengatasi masalah maloklusi horisontal maupun vertikal sehingga merupakan perawatan pendahuluan agar perawatan restorasi dapat dilakukan secara paripurna dengan prognosis yang baik.