Igna, Hadi Suparyanto and Wilda, Naily (2010) Potensi sumberdaya air sisi timur Pulau Nunukan. In: Prosiding Seminar Nasional Limnologi V, 28 July 2010, IPB International Convention Center.
Prosiding_2010_I. Hadi S._446-463.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (1MB) | Preview
Abstract
Pulau Nunukan adalah salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Seperti pada galibnya pulau-pulau kecil lain, Pulau Nunukan memiliki sejumlah keterbatasan antara lain adalah sumberdaya air bersih. Tulisan berikut bermaksud menyampaikan hasil kajian mengenai sumberdaya air tersebut, khususnya untuk kawasan timur pulau, yang direncanakan sebagai daerah pemekaran Kota Nunukan. Adapun curah hujan di Pulau Nunukan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (1998-2008) menunjukkan curah hujan ratarata tahunan 2243 mm/tahun, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu sebesar 279 mm/bulan, dan curah hujan rata-rata bulanan terendah terdapat pada bulan Februari sebesar 117 mm/bulan. Pada wilayah timur pulau terdapat 12 sub-DAS (Daerah Aliran Sungai), sedangkan debit aliran sungai yang dapat diamati yaitu pada Sungai Lancang, Sungai Mamolo, dan Sungai Jepun menunjukkan kisaran debit sesaat (Juni 2010) : 130 – 875 L/detik. Sementara itu kualitas air permukaan pada parameter seperti kekeruhan, fosfat, kandungan organik, Fe dan Mn, umumnya menunjukan nilai tinggi dan melampaui batas ambang yang sudah ditetapkan (PerMenKes 1990 dan KepMenKes 2002). Secara geologi/hidrogeologi kawasan timur pulau ini didominasi oleh Formasi Sajau yang berumur Plio-Pleistosen, diendapkan dalam lingkungan fluviatil sampai delta. Formasi Sajau ini masih dapat dibagi menjadi unit pasir kasar konglomeratan, unit pasir lepas, unit perulangan pasir dan lempung, dan unit lempung lanauan, yang mana potensi terbesar untuk berperan sebagai akuifer terdapat pada unit pasir kasar konglomeratan dan unit batuan pasir lepas. Analisa lebih lanjut menunjukkan bahwa kedua unit ini cenderung menipis ke arah selatan. Hasil analisa hidrokimia untuk airtanah menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari contoh air yang diambil dari 13 lokasi menunjukkan : pH yang cenderung asam dan parameter kekeruhan, Fe, serta Mn melebihi batas ambang yang ditentukan (PerMenKes 1990 dan KepMenKes 2002). Pada sejumlah lokasi tertentu, tingginya parameter tersebut disertai juga oleh tingginya kandungan fosfat, ammonia dan zat organik. Guna kepentingan pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk, air sungai dan airtanah yang ada dapat digunakan, tentunya setelah dilakukan proses pengolahan
| Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | ulau Nunukan, sumberdaya air, kualitas air, formasi sajau, pengolahan ai |
| Subjects: | Environmental Pollution & Control > Water Pollution & Control Urban & Regional Technology & Development > Environmental Management & Planning |
| Divisions: | OR Kebumian dan Maritim > Kebencanaan_Geologi |
| Depositing User: | Saepul Mulyana |
| Date Deposited: | 18 Feb 2025 01:38 |
| Last Modified: | 18 Feb 2025 01:38 |
| URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/34432 |


