Pengolahan air limbah budidaya berbasis IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) menggunakan constructed treatment wetland – surface flow system

Evi, Susanti and Sari, Wulandari and Cynthia, Henny and Irma, Melati (2020) Pengolahan air limbah budidaya berbasis IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture) menggunakan constructed treatment wetland – surface flow system. In: Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-1V, Masyarakat Limnologi Indonesia, 30 Agustus 2019, Gedung Kusnoto LIPI Bogor.

[thumbnail of Prosiding_2019_Evi Susanti_305-318.pdf]
Preview
Text
Prosiding_2019_Evi Susanti_305-318.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (415kB) | Preview

Abstract

Air limbah IMTA yang dihasilkan dari kegiatan budidaya ikan di Pusat Penelitian Limnologi memiliki karakteristik limbah dengan konsentrasi nitrogen dan fosfor yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya ledakan populasi mikroalga Cyanobacteria dari jenis Microcystis aeruginosa dan Oscillatoria sp pada air kolam budidaya tersebut. Salah satu teknologi alternatif yang dapat diaplikasikan untuk mengolah air limbah budidaya tersebut adalah sistem constructed treatment wetlands (CTWs) yang diuji menggunakan tumbuhan air Heliconia sp dan Cyperus sp. CTWs merupakan kombinasi pengolahan biofilter dan fitoteknologi. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan konsentrasi nitrogen, fosfor dan TSS air limbah budidaya IMTA. CTWs yang digunakan adalah tipe aliran permukaan (surface flow system - SFS) yang dilengkapi dengan kolam trickling filter. Kolam CTWs memiliki dimensi dengan diameter 2,00 m dan kedalaman 0,55 m yang berisi media kerikil 1,884 m 2 . Kolam trickling filter berisi batu kerikil dengan dimensi 2,00 x 1,00 m 3 , pasir 1,256 m 3 dan tanah 0,314 m 3 dan kedalaman 0,50 m. Waktu tinggal air limbah pada sistem berkisar antara 4 – 6 hari. Pengamatan dilakukan setiap 7 hari meliputi parameter fisika kimia air serta pengukuran jumlah bakteri pada akar setiap 30 hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kolam trickling filter mampu menurunkan kandungan total nitrogen, total fosfor dan fosfat rata-rata sebesar 22,1%, 36,04% dan 61,16%. Penurunan konsentrasi total nitrogen pada kolam Heliconia sp sebesar 36,54 – 57,95% dan 44,12 – 76,87% pada kolam Cyperus sp, dengan beban pencemar yang masuk pada sistem CTWs berkisar antara 28,3 – 35,3 mg–TN/L. Efisiensi penyisihan fosfat berkisar antara 90,58 – 96,98% pada kolam Heliconia sp dan 94,71– 97,17% pada kolam Cyperus sp, dengan beban 2 masukan hingga 1,33 mg-PO4 3- /L. Berdasarkan uji bakteri diperoleh jumlah bakteri heterotrof pada akar Cyperus sp lebih tinggi dibandingkan pada akar Heliconia sp, hal ini yang menyebabkan penyisihan nitrogen pada kolam Cyperus sp lebih tinggi dibandingkan pada kolam Heliconia sp. TSS mengalami penurunan pada kolam trickling filter, Heliconia sp dan Cyperus sp berturut-turut hingga 78,3%, 66% dan 84%.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: CTWs, SFS, Heliconia sp, Cyperus sp, IMTA
Subjects: Environmental Pollution & Control > Water Pollution & Control
Agriculture & Food > Food Technology
Divisions: OR Kebumian dan Maritim > Limnologi_dan_Sumber_Daya_Air
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 17 Feb 2025 07:14
Last Modified: 17 Feb 2025 07:14
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/33660

Actions (login required)

View Item
View Item