Diagnosis dan tatalakasana esofagitis korosif

Latar Belakang: Pendahuluan: Esofagitis korosif merupakan peradangan pada esofagus terjadi akibat paparan zat korosif yang bersifat asam atau basa. Gejala klinis tidak selalu berhubungan dengan derajat cedera pada esofagus. Klasifikasi derajat cedera berdasarkan hasil temuan esofagoskopi penting dalam menentukan tatalaksana dan prognosis sebagai faktor prediksi yang akurat dari komplikasi hingga kematian.Tujuan: Mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan pada esofagitis korosif. Tinjauan Pustaka: Esofagitis korosif paling banyak terjadi pada anak dengan tidak sengaja tertelan, dan pada dewasa dengan kasus bunuh diri. Paparan zat korosif dapat berupa zat asam (asam sulfat, asam klorida), basa (kalium hidroksida,natrium hidroksida) dan zat lainnya. Esofagoskopi merupakan pemeriksaan yang penting untuk menilai derajat cedera esofagus yang dicurigai tertelan zat korosif. Penataksanaan berdasarkan derajat cedera esofagus dapat berupa observasi, medikamentosa dan pembedahan. Kesimpulan: Esofagitis korosif terjadi akibat tertelan zat korosif yang menyebabkan luka bakar di esofagus. Esofagoskopi merupakan salah satu diagnostik yang berguna untuk menilai derajat cedera pada esofagus dengan waktu terbaik dilakukan pada 12-48 jam pertama setelah tertelan zat korosif. Tatalaksana awal tertelan zat korosif adalah perawatansuportif, observasi dan pemberiaan medikamentosa atau tindakan pembedahan sesuai dengan derajatcedera pada esofagus.