Manajemen risiko pekerjaan konstruksi jaringan irigasi di Kabupaten Wonosobo

Kegiatan peningkatan/rehabilitasi jaringan irigasi (DAK) pada tahun 2021 terdiri dari beberapa pekerjaan. Sebagian besar lokasi kerja sulit diakses oleh kendaraan sehingga mobilitas tenaga kerja, alat dan material dapat menjadi kendala. Aliran air yang besar, dan curah hujan yang tinggi juga dapat menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi, serta daerah perbukitan dan dataran tinggi yang rawan longsor pada jaringan irigasi. Subyek penelitian ini adalah Penyedia Jasa sebagai pelaksana pekerjaan. Objek penelitian ini adalah manajemen risiko pada pekerjaan pembangunan jaringan irigasi di Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu pengumpulan data yang diambil dari responden berupa penilaian terhadap kemungkinan dan tingkat keparahan risiko yang mungkin terjadi pada tahun 2021. Kegiatan Rehabilitasi/Peningkatan Jaringan Irigasi (DAK) di Kabupaten Wonosobo diolah dalam nilai numerik sehingga menghasilkan prioritas risiko. Dari hasil analisis risiko kualitatif dengan menggunakan Australia/New Zealand Standard 4360 diketahui terdapat 28 indikator risiko. Prioritas risiko utama pada kegiatan perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi (DAK) Kabupaten Wonosobo tahun 2021 adalah risiko kondisi alam dengan bobot risiko sebesar 12,50 (19,37%). Indikator risiko yang termasuk dalam kategori risiko ekstrim adalah kondisi lokasi yang sulit dijangkau, kondisi cuaca buruk dan kenaikan harga material. Penghindaran risiko merupakan upaya pengendalian yang dilakukan dalam menghindari risiko ekstrim.