Vida, Pervaya Rusianti Kusmartono (2007) Sapundu: mortuary post on the Seranau and Cempaga river basins. Naditira Widya, 1 (1): 7. pp. 78-98. ISSN 1410 - 0932
365 - Published Version
Download (44kB)
Abstract
Sifat sosial manusia dalam lingkup kegiatan kematian secara umum adalah upaya mengingat orang yang meninggal. Salah satu cara adalah membuat tanda-tanda yang mencirikan atau mengingatkan 'yang masih hidup' akan si mati. Salah satu contoh nyata pembuatan tanda-tanda kematian dilakukan oleh masyarakat Ngaju di Kalimantan Tengah yang masih memiliki keyakinan Kaharingan yang kuat dengan upacara kematiannya, Tiwah. Pada masyarakat Ngaju di Daerah Aliran Sungai Seranau dan Cempaga, kegiatan kematian selalu diiringi dengan pendirian sapundu. Fungsi utama sapundu adalah tiang penambat binatang yang akan dikurbankan dalam Tiwah. Namun, ternyata sapundu memiliki makna sosial-religius yang lebih luas daripada fungsi teknisnya sebagai sekedar tiang tambat kurban. Terdapat beberapa jenis, fungsi dan makna sapundu yang dapat diidentifikasi berdasarkan sifat, orientasi dan lokasi penempatan sapundu. Tulisan ini akan membahas karakteristik sapundu pada Daerah Aliran Seranau dan Cempaga yang ditinjau dari aspek dimensi, pose, gender dan ornamen, serta orientasi.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mortuary, Kematian, Tiwah, Sapundu kurban, Sapundu gapit, Daerah aliran sungai, Watershed, Funeral rites, Ritual, Death, Ngaju, Kaharingan |
Subjects: | Social and Political Sciences > Archaeology |
Depositing User: | Anif Maulidiawati |
Date Deposited: | 16 Apr 2024 05:07 |
Last Modified: | 16 Apr 2024 05:07 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/23845 |