Geomagnetically Induced Current (GIC) : Kajian probabilitas kejadian di Indonesia dan metode penentuannya

Santoso, Anwar Santoso (2011) Geomagnetically Induced Current (GIC) : Kajian probabilitas kejadian di Indonesia dan metode penentuannya. In: Seminar Nasional Sains Atmosfer dan Antariksa 2011, 22 November 2011, Puspiptek-Serpong.

[thumbnail of Prosiding_Santoso_LAPAN_2011.pdf]
Preview
Text
Prosiding_Santoso_LAPAN_2011.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Pada puncak aktivitas matahari yang periodik setiap 11 tahun banyak terjadi peristiwa flare dan lontaran massa korona (Coronal Mass Ejection/CME). Fenomena ini mengganggu medan magnet bumi dan menyebabkan variasi arus di ionosfer dan magnetosfer secara perlahan. Arus ini menyebabkan arus kuasi-DC yang dinamakan Arus Induksi Geomagnet (Geomagnetically Induced Current/GIC) dapat mengganggu dan merusak sistem distribusi dan suplai tenaga listrik. Peristiwa GIC terutama terjadi di lintang tinggi didekat atau di zona aurora karena di daerah ini, badai geomagnet terjadi paling intens. Negara-negara di lintang rendah, seperti Indonesia, terletak jauh dari kutub magnet sehingga respon gangguan geomagnet yang dialami jauh lebih kecil dibandingkan daerah kutub. GIC dan potensi ancamannya pada integritas jaringan listrik relatif tidak banyak diketahui di lintang rendah. Sampai saat ini masih diyakini bahwa jaringan listrik di daerah lintang rendah tidak terpengaruh oleh GIC. Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa GIC dapat terjadi sampai di daerah lintang rendah, mengingat fenomena badai geomagnet terjadi secara global. Secara teori, dalam menentukan keberadaan GIC pada jaringan listrik dapat ditentukan melalui 2 cara, yaitu secara geofisika dan kalibrasi menggunakan data arus listrik dan medan geomagnet. Dengan menggunakan data medan geomagnet di Indonesia dan arus netral pada jaringan listrik PLN, maka dilakukan kajian probabilitas kejadian GIC di Indonesia dan metode penentuannya. Data yang digunakan adalah data arus netral dan medan geomagnet Loka Pengamat Dirgantara (LPD) Sumedang hasil pengukuran tahun 2011. Data dianalisis menggunakan metode statistik. Dari data pengukuran arus netral di gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) Paiton tanggal 28-29 Juli 2011, telah diperoleh arus DC rata-rata sebesar 0.7 A (maksimum 2.4 A). Berdasarkan hasil tersebut dilakukan penentuan arus GIC melalui cara kalibrasi dengan metode korelasi. Hasilnya diperoleh persamaan GIC(H)= 0.25 (dH/dt). Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa GIC berpotensi dapat terjadi di Indonesia dengan magnitude yang di sekitar Jawa Timur dapat diestimasi melalui persamaan GIC(H) = 0.25 (dH/dt).

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: Geomagnetic storm, Geomagnetically induced current (GIC), Low latitude
Subjects: Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Antariksa > Magnetosfer dan Lingkungan Antariksa
Divisions: LAPAN > Deputi Sains Antariksa Dan Atmosfer > Pusat Sains Antariksa
Depositing User: - Aullya -
Date Deposited: 09 Oct 2024 07:56
Last Modified: 09 Oct 2024 07:56
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/23815

Actions (login required)

View Item
View Item