Perbedaan fase curah hujan dan angin Monsun di Indonesia berdasarkan data Satelit TRMM

Erma Yulihastin (2010) Perbedaan fase curah hujan dan angin Monsun di Indonesia berdasarkan data Satelit TRMM. In: "Seminar Nasional Sains Atmosfer 2010" Kontribusi Sains Atmosfer dalam menghadapi Perubahan Iklim Indonesia, 16 Juni 2010, Bandung.

[thumbnail of Prosiding_Erma_LAPAN_2010.pdf]
Preview
Text
Prosiding_Erma_LAPAN_2010.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan fenomena perubahan arah angin dan intensitas hujan yang menandakan awal musim di wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan rata-rata bulanan TRMM (Tropical Rainfal Measuring Mission) 2A25 versi 6 dan data angin zonal serta meridional NCEP-NCAR (National Center for Environmental Prediction/National Center for Atmospheric Research) Reanalysis I periode waktu 10 tahun (1998-2007). Hasil penelitian menemukan terjadinya perbedaan fase antara angin dan curah hujan pada saat awal musim kemarau di wilayah BMI. Berdasarkan data angin, awal musim kemarau terjadi pada bulan Mei yang diperlihatkan oleh angin timur yang kuat (3-6 m/det) dan homogen di wilayah monsunal BMI (5-10 LS, 90-150 BT). Musim transisi terjadi pada bulan April dan November yang ditandai dengan pola angin timur yang lemah (1 m/detik). Menurut data curah hujan, awal musim kemarau jatuh pada bulan Juni, di mana intensitas hujan kurang dari nilai ambang 0.21 mm/jam. Sedangkan musim transisi terjadi pada bulan Mei dan November yang ditandai dengan curah hujan sama dengan nilai ambang 0.21 milimeter/jam. Dengan demikian terjadi perbedaan fase satu bulan antara angin dan curah hujan dalam penentuan awal musim kemarau. Angin dari Australia (angin timur atau tenggara) pada bulan April telah memberikan pengaruh lebih dini terhadap berkurangnya hujan di wilayah Indonesia (bagian selatan) pada satu bulan sesudahnya (Mei). Sementara itu, awal musim hujan berdasarkan data curah hujan terjadi pada bulan Desember, ditandai dengan intensitas hujan rata-rata di wilayah monsunal BMI lebih dari 0.21 mm/jam. Sedangkan menurut data angin, musim hujan yang ditandai dengan angin barat yang kuat (2-6 m/det), terjadi pada bulan Desember. Awal musim hujan berdasarkan data angin dan hujan tidak memiliki perbedaan fase.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: hujan permukaan, monsun, fase, BMI, TRMM
Subjects: Taksonomi LAPAN > Sains Antariksa dan Atmosfer > Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan > Sains Teknologi Atmosfer > Perubahan Iklim
Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan > Teknologi dan Data Penginderaan Jauh > Perolehan Data > Satelit
Divisions: LAPAN
Depositing User: - Aullya -
Date Deposited: 26 Sep 2023 08:55
Last Modified: 26 Sep 2023 08:58
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/19785

Actions (login required)

View Item
View Item