Klasifikasi spektrum bintang digital berbantuan komputer kinerja rendah: I. bintang deret utama

Hakim L. Malasan and Djoni N. Dawanas (2003) Klasifikasi spektrum bintang digital berbantuan komputer kinerja rendah: I. bintang deret utama. Jurnal Sains Dirgantara, 1 (1): 1. pp. 1-22. ISSN 1412-808X

[thumbnail of Jurnal_Hakim_Institut Teknologi Bandung_2003.pdf]
Preview
Text
Jurnal_Hakim_Institut Teknologi Bandung_2003.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview

Abstract

Program sintesis spektrum bintang berlandaskan kepada model atmosfer bintang modern (Kurucz., 1992) dipergunakan untuk membangun dan mensimulasikan spektrum pengamatan. Struktur atmosfer teoritis dibangun berdasarkan asumsi kondisi kesetimbangan termodinamika lokal (Local Thermodynamic Equilibrium), fully line blanketted, dan dengan basis data atom serta opasitas modern. Program sintesis spektrum didukung oleh kompilasi lengkap data garis spektral atomik dan molekuler untuk rentang panjang gelombang 3900 Â hingga 4500 Å. Dengan skema ini dilakukan komputasi dan kompilasi 69 spektrum sintetik untuk kelas spektrum O hingga M serta kelas luminositas deret-utama dan raksasa. Spektrum sintesis yang ditapis dengan prosedur konvolusi dengan fungsi Gaussian yang lebar paronya merepresentasikan profil instrumen pengamatan dapat dipergunakan sebagai spektrum referensi dalam klasifikasi. Sejumlah 57 spektrum digital bintang deret-utama dengan metalisitas matahari hasil pengamatan Jacoby et al. (1984) dipergunakan sebagai spektrum obyek klasifikasi otomatis melalui 3 skema utama: analisis momen statistika spektrum, metode minimalisasi x2 dan metode jarak metrik. Spektrum digital ini diperoleh dengan spektrograf resolusi 4.5 Å dan pencuplikan 1,4 Å. Dari analisis momen statistika spektrum yang dapat ditetapkan suatu template klasifikasi yang independen terhadap resolusi spektrum. Studi ini mengungkapkan bahwa momen-momen statistika skewness, nilai menengah, serta variansi memiliki prospek baik dalam pengklasifikasian otomatis. Metode minimalisasi x² dipergunakan menunjukkan kecermatan klasifikasi yang cukup tinggi, yakni 2 sub-kelas spektrum, dengan gradien korelasi ≈0,9 terhadap klasifikasi tradisional. Hampir seluruh obyek (86%) yang diklasifikasikan berada dalam daerah lσ distribusi normal. Dilain pihak metode jarak-metrik yang dipergunakan menunjukkan hasil yang lebih inferior dan ketidakcermatan ini disebabkan pemilihan faktor pembobotan yang tidak optimum. Dengan semakin berkembangnya model atmosfer serta instrumen pengamatan digital, maka skema klasifikasi otomatis spektrum bintang akan semakin diperlukan.

Item Type: Article
Subjects: Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan > Pemanfaatan Penginderaan Jauh > Pengolahan Data > Klasifikasi
Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan
Divisions: LAPAN
Depositing User: - mayang -
Date Deposited: 05 Aug 2023 12:16
Last Modified: 05 Aug 2023 12:16
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/19247

Actions (login required)

View Item
View Item