Ida Bagus Putu Prajna Yogi (2011) Memposisikan pengelola warisan budaya dalam pelestarian dan pemanfaatan situs benteng Tabanio di Kalimantan Selatan. Naditira Widya, 5 (2): 7. pp. 205-217. ISSN 1410 - 0932
78 - Published Version
Download (41kB)
5_2 tabanio.pdf - Published Version
Download (312kB) | Preview
Abstract
Benteng Tabanio telah diteliti secara intensif selama 1994 sampai dengan 1999 oleh Balai Arkeologi Banjarmasin. Namun, sampai dengan saat ini pengelolaan situs ini tidak jelas. Sebenarnya pengelolaan yang tidak jelas ini tidak hanya terjadi pada Situs Benteng Tabanio. Selama 10 tahun belakangan ini ketidakjelasan pelestarian dan pemanfaatan sebuah situs arkeologi di Indonesia hingga saat ini memang menjadi suatu polemik yang tidak ada habis-habisnya. Tulisan ini membahas tentang permasalahan pengelolaan yang muncul dilandasi oleh perbedaan kepentingan antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pengelola warisan budaya, upaya mengelola konflik, dan langkah-langkah pemanfaatan warisan budaya yang memberikan manfaat kepada masyarakat. Pada akhirnya, diharapkan adanya perubahan dinamika sikap pengelola warisan budaya dalam mengantisipasi perkembangan orientasi kepentingan masyarakat.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Benda cagar budaya, pengelolaan warisan budaya, konflik, manajemen konflik, pemangku kepentingan, pemerintah, masyarakat, undang-undang. Cultural heritage property, cultural heritage management, conflict, conflict management, stakeholders, government, society, regulations |
Subjects: | Social and Political Sciences > Archaeology |
Depositing User: | Anif Maulidiawati |
Date Deposited: | 15 Sep 2023 03:23 |
Last Modified: | 15 Sep 2023 03:23 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/19016 |