Wasita Wasita (2013) Peranan patung buaya, nilai upacara ansal, dan pergeseran nilai dalam masyarakat Dayak Tahol di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Naditira Widya, 7 (2): 4. pp. 130-144. ISSN 1410 - 0932
97 - Published Version
Download (42kB)
Abstract
Patung buaya adalah perlengkapan upacara Ansal, sekaligus sebagai cara untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah orang berani. Namun ketika pengayaun dilarang, pelaksanaan upacara mengalami pergeseran makna, yaitu untuk meraih status sosial yang tinggi. Kajian patung buaya dalam upacara Ansal ditujukan untuk dapat mendeskripsikan latar belakang pergeseran makna upacara dan nilai-nilai positifnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan metode ini, upaya mendeskripsikan peran patung buaya, artefak, dan situs purbakala, ditempatkan dalam konteks sosial dan peristiwa yang diungkap melalui interpretasi atas penggalian data memori kolektif masyarakat Dayak Tahol. Sementara itu, dalam kaitannya dengan pergeseran makna dan pemahaman nilai-nilai positif di dalamnya, dilakukan dengan menempatkan artefak dan situs dalam proses interaksi, yang akan terus diproduksi oleh manusia dan masyarakat melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Hasil penelitiannya adalah patung buaya memiliki peran dalam upacara Ansal (pasca mengayau) untuk menunjukkan keberanian seseorang dan untuk meraih strata sosial yang tinggi (pasca pengayauan dilarang). Ternyata pergeseran makna tersebut juga disertai adanya nilai-nilai positif di dalamnya, yaitu adanya pelajaran untuk kerja keras dan upaya mempertahankan kehormatan keluarga.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | patung buaya, upacara Ansal, nilai, status sosial, Dayak Tahol crocodile statue, Ansal ceremony, value, social status, Dayak Tahol |
Subjects: | Social and Political Sciences > Archaeology |
Depositing User: | Anif Maulidiawati |
Date Deposited: | 16 Jun 2023 23:07 |
Last Modified: | 16 Jun 2023 23:07 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/17959 |