Strategi peningkatan daya saing infrastruktur iptek rekayasa dan produksi menghadapi persaingan global : Knowledge management pada industri makanan

Jusni Djatin and Nazir Harjanto and Bambang Setiarso and Mahmudi and Triyono and Romi Satria Wahono and Warkim (2004) Strategi peningkatan daya saing infrastruktur iptek rekayasa dan produksi menghadapi persaingan global : Knowledge management pada industri makanan. LIPI Press, Jakarta. ISBN 979-3688-33-5

[thumbnail of Buku_Jusni Djatin_Riset Kompetitif Pengembangan Iptek_2004.pdf]
Preview
Text
Buku_Jusni Djatin_Riset Kompetitif Pengembangan Iptek_2004.pdf - Published Version

Download (11MB) | Preview

Abstract

lnstitusi yang berdasar knowledge merupakan institusi yang bertindak sebagai knowledge broker, yang akan mengidentifikasi, memahami dan menguasai knowledge dari penjual (sellers) dan knowledge pembeli (buyers). Sehingga institusi tersebut menjadi suatu institusi yang profesional dalam perannya sebagai broker. Untuk itu diperlukan upaya untuk mendorong terjadinya dan dihargainya suatu knowledge sharing dan knowledge re-use (penggunaan kembali knowledge) melalui kontak pribadi atau jaringan yang dihasilkan dari dua hal yaitu pertama dari tacit knowledge para pakar yang berasal dari knowledge individu atau masyarakat dan pengalaman mereka. Sedangkan yang ke dua dari explicit knowledge yang berupa proses, metoda, cara, pola bisnis dan pengalaman desain. Apabila penguasaan terhadap ke dua knowledge tersebut di atas dipahami dan dikuasai oleh institusi maka knowledge akan menjadi aset dari institusi tersebut. Dengan demikian akan terjadi siklus knowledge, yaitu dari pengalaman menjadi aset knowledge. Apabila knowledge sudah menjadi aset institusi maka akan tersusun suatu struktur dan isi knowledge (knowledge content and structure), yang berupa peta knowledge, bentuk knowledge dan pemantauan dari knowledge tersebut.

Pemicu dari pengembangan dan integrasi yang efektif dari KM di institusi adalah inovasi yang akan mendukung daya saing. Oleh karena itu termasuk:
o inovasi (kebanyakan merupakan kerja tim yang mengharuskan hubungan yang kreatif terbentuk);
o organizational learning (intel dari pasar dan pesaing);
o globalisasi (anggota tim dari seluruh dunia);
o pengelolaan hubungan dengan konsumen (lebih memahami mengenai konsumen dan knowledge ini harus disebarluaskan ke seluruh perusahaan);
o Efiensi dalam operasional (suatu cara untuk menyimpan dan menelusuri knowledge yang terakumulasi);

o Membangun core competences (untuk memaksimalkan daya saing)
o Mobilitas staf yang ditingkatkan (tetap mendapatkan
knowledge di perusahaan meskipun seseorang telah
keluar).

Kajian dilakukan di lapangan dan difokuskan pada perusahaan dengan produk makanan dan minuman. Dari kajian lapangan ternyata bahwa knowledge sharing dianggap perlu oleh para users (pengusaha, peneliti, dan akademisi). Agar knowledge sharing ini dapat mendukung inovasi dan memberikan nilai tambah pada pengusaha, maka perlu dibangun sistem informasi berbasis knowledge. POii membangun sistem informasi tersebut dan diharapkan dapat diakses oleh user tersebut di atas.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: makanan; minuman; sistem informasi; jambu mete; knowledge management;
Subjects: Manufacturing Technology > Domestic Commerce, Marketing, & Economics
Problem Solving Information for State & Local Governments > Economic & Community Development
Administration & Management > Management Information Systems
Agriculture & Food > Food Technology
Depositing User: - Elfrida Meryance Saragih
Date Deposited: 17 Jul 2023 04:22
Last Modified: 17 Jul 2023 04:22
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/17424

Actions (login required)

View Item
View Item