Fenomena IMS termasuk HIV-AIDS di Kota Batam: alternatif kebijakan dan penanggulangan

Studi ini bertujuan untuk merumuskan altematif kebijakan dan program kesehatan reproduksi, khususnya penanggulangan IMS termasuk HIV-AIDS di wilayah perbatasan, dengan mengambil kasus di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Permasalahan IMS termasuk HIV-AIDS di wilayah perbatasan bersifat unik dan kompleks. Tingginya mobilitas penduduk baik dari dalam maupun luar wilayah Indonesia ke daerah perbatasan (Kota Batam), di mana sebagian besar pendatang umumnya tidak disertai keluarga, ditengarai telah mendorong menjamumya industri seks yang berpotensi meningkatkan kasus penyakit menular seksual. Permasalahan menjadi seinakin kompleks karena daerah ini seringkali dijadikan sebagai tempat penampungan bagi korban trafiking dan penduduk/pekerja ilegal yang dideportasi dari negara tetangga. Kompleksitas penanggulangan epidemi HIV-AIDS di wilayah perbatasan dengan berbagai karakteristiknya tersebut memerlukan adanya altematif kebijakan dan program penanggulangan yang spesifik, tidak bisa disamakan dengan penanganan permasalahan HIV-AIDS di wilayah lainnya. Hasil kajian tahun terakhir dari rangkaian empat tahun kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (lima) parameter yang dikaji belum menampakkan kondisi ideal sebagaimana yang diharapkan di Kota Batam. Kepemimpinan dan peningkatan kapasitas relatif belum optimal, demikian juga dengan pemahaman kondisi wilayah terkait epidemi HIV-AIDS yang belum memadai di kalangan stakeholders. Kondisi tersebut mengakibatkan upaya pengembangan strategi, implementasi kebijakan/program dan monitoring serta evaluasi upaya penanggulangan HIV-AIDS di wilayah perbatasan Kota Batam perlu untuk dikaji kembali agar lebih dapat memberikan hasil dan dampak sesuai yang diinginkan.