Karakteristik reflektansi daerah bekas kebakaran hutan dan lahan (burned area) dari data LANDSAT-8 Operational Land Imager

Kebakaran hutan dan lahan akan menyisakan daerah bekas-bekas kebakaran (burned area). Daerah ini ditandai oleh adanya sisa-sia pembakaran dan biomassa seperti arang, abu, dan tanah yang tersingkap ke permukaan. Asesmen burned area sangat diperlukan, karena data ini sangat dibutuhkan, khususnya untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Penelitian ini mencoba untuk mengenali burned area berdasarkan karakteristik spektralnya dan data optis Landsat-8 OLI (Operational Land Imager). Metodologi disusun melalui beberapa tahapan, yaitu pemilihan tanggal perekaman citra, penurunan nilai reflektansi, pembuatan citra komposit warna Red Green Blue, pengambilan training sample, serta analisis statistik nilai reflektansi piksel burned area, yang meliputi aanalisis. sis piksel pre-fire, post-fire dan perubahannya (selisih nilai sebelum dan setelah kebakaran), serta analisis separabilitas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peristiwa kebakaran hutan dan lahan akan menyebabkan . penurunan reflektansi pada spektrum tampak untuk kanal 1 (blue), 2 (blue), dan 3 (green). Penurunan paling besar terjach kanal inframerah dekat (NIR). Proses kebakaran juga akan meningkatkan nilai reflektansi kanal-kanal SWIR, yaitu kanal 6 dan 7. Pada kanal 4 (merah) dan 9 (cirrus), tidak memperlihatkan perubahan yang berarti. Separabilitas paling tinggi dalam memisahkan daerah terbakar (burned area) dan tidak terbakar (unburned area) dimiliki oleh kanal 7 (SWIR Long) dan 5 (NIR). Dengan menggunakan gabungan kedua kanal tersebut dapat diturunkan rumusan Normalized Burn Ratio dan Landsat-8.