Pengklasteran anomali curah hujan di Indonesia dan kaitannya dengan aktivitas matahari

Pada penelitian ini dilakukan pengklasteran dan analisis wavelet untuk anomali curah hujan di Indonesia selama periode 1900 - 2005, baik menggunakan data seluruh bulan, data bulan DJF (Desember Januari Februari), maupun data bulan JJA (Juni Juli Agustus). Pengklasteran dilakukan untuk melihat pola kemiripan anomali curah hujan untuk masing-masing titik atau grid wilayah di Indonesia. Hasil pengidasteran menunjukkan bahwa anomali curah hujan di Indonesia, baik untuk seluruh bulan, bulan DJF, maupun bulan JJA, terbagi atas 2 klaster besar yang dibatasi oleh garis bujur 120°. Dua klaster besar ini selanjutnya disebut sebagai klaster Indonesia Barat dan klaster Indonesia Timur. Untuk klaster Indonesia Barat, memiliki pusat klaster disekitar Pontianak. Sedangkan klaster Indonesia Timur berpusat di sekitar Merauke (data seluruh bulan), di sekitar Teluk Carpentaria (data bulan DJF), dan di sekitar Jayapura (data bulan JJA). Dengan menggunakan analisis wavelet diperoleh bahwa matahari memberikan pengaruh terhadap anomali curah hujan di Indonesia yang bersifat jangka panjang (11, 22, 33, 50 tahun). Matahari juga memberikan pengaruh lebih besar untuk anomali curah hujan pada klaster Indonesia Timur dibandingkan dengan klaster Indonesia Barat.