Pemanfaatan siput gonggong sebagai bahan baku olahan sosis sebagai makanan khas Kota Batam

Keong gonggong merupakan salah satu biota laut yang persebarannya melimpah di Indonesia khususnya Kota Batam. Tingkat pemanfaatan keong gonggong di Kota Batam belum maksimal karena kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mengolah keong gonggong menjadi produk olahan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan pemanfaatan siput gonggong sebagai produk olahan baru di bidang pangan yang dapat dijadikan peluang bisnis. Peneliti menggunakan siput gonggong sebagai bahan baku pembuatan sosis. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan potensi keong gonggong dan dapat menjadi salah satu makanan khas Kota Batam. Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design dengan metode one shot case study. Menggunakan dua sampel perbandingan daging bekicot dan daging ayam sebanyak (100%: 0%) dan (50%: 50%). Teknik pengumpulan data menggunakan uji kualitas hedonis dan uji hedonis dengan instrumen penelitian menggunakan angket. Jumlah panelis sebanyak 20 orang yang terdiri dari 5 panelis terlatih dan 15 panelis cukup terlatih. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasa, warna dan tekstur sosis keong gonggong, sedangkan pada aroma terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai rasa dan aroma sosis keong gonggong dengan formulasi B (50%:50%), warna yang disukai panelis adalah sosis keong gonggong dengan formulasi A (100%:0 %), sedangkan untuk tekstur sosis panelis keonggong menyukai formulasi A (100%:0%) dan B (50%:50%).