Ahmad Maryanto and Muchammad Soleh and Dinari Niken Sulastrie Sirin and Ayom Widipaminto and Nugroho Widijatmiko and Rahmat Arief and Hidayat Gunawan and Suhermanto (2019) Pengembangan Potensi Kamera Udara Pustekdata Dalam Rangka Pengembangan Sistem Sensor Inderaja Satelit LAPAN. Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2018. pp. 105-111.
Prosiding_Ahmad Maryanto_Pustekdata_2019.pdf
Download (1MB) | Preview
Abstract
Telah dilakukan penelitian dan perekayasaan terkait kamera udara untuk sensor penginderaan jauh satelit. Penelitian difokuskan pada studi keterkaitan sensor dan orbit yang terdikte oleh pilihan modus penempatan satelit secara menumpang (sebagai piggy back payload) menunjukkan bahwa dengan altitude (h = 600km), periode orbit drakonitik (Td) dan inklinasi (i) yang memenuhi kondisi sun-synchronous orbit untuk satelit mikro LAPAN adalah (berturut-turut) 96.80867 menit dan 97.787. Untuk orbit tersebut, satelit akan memutari bumi mendekati 15 putaran per hari dan kembali menapaki jejak yang sama di permukaan bumi pada hari ke-8 setelah menjalani 119 putaran (revolusi), dikenal dengan istilah perulangan triplet (recurrence triple): [15, -1, 8]. Dengan siklus perulangan 8 hari dalam 119 putaran, maka satelit akan membentuk 119 jalur lintasan (path) pada permukaan bumi yang masing-masing berjarak 0.053 rad atau 3.025 atau 336.765 km. Untuk meliput jalur selebar itu pada GSD 15 m, dengan kamera LQ-401CL (line scan camera, 4 pita spektrum, 4096 piksel per pita spektrum, 7 m pixel pitch) yang telah diuji coba pada KUPBMSVN-2B (Kamera Udara Pustekdata v-2B) diperlukan 6 kamera yang dipasangkan dengan lensa berjarak fokus (f) 280 mm, sementara jika menggunakan kamera LQ-200CL (line scan camera, 4 pita spektrum, 2096 piksel per pita spektrum, 14 m pixel pitch) yang telah diuji coba pada KUPBMSVN-2A (Kamera Udara Pustekdata v-2A) diperlukan 12 kamera yang dipasangkan dengan lensa berjarak fokus (f) 560 mm. Jika hasil analisis ini dikonfirmasi kepada batasan ruang, maka untuk memuat kamera sebanyak itu, volume satelit LAPAN mendatang perlu diperbesar melebihi ukuran ruang satelit LAPAN seri-A yang ada saat ini, yang bisa jadi di luar batasan kelas mikro. Demikian halnya dengan kelistrikan dan infrastruktur lainnya. Jika pilihan kelas mikro dengan misi monitoring vegetasi yang memenuhi peta skala 1:50000 (GSD 15m) tetap akan dipertahankan maka harus dilakukan iterasi beberapa kali dengan memasukkan variabel kebebasan tambahan misalnya dengan membebaskan pilihan orbit (menaikkan ketinggian) atau dengan mengoperasikan beberapa satelit kembar (konstelasi) agar penyelenggaraan penerbangan antariksa tersebut tetap memenuhi misi yang ditetapkan
Item Type: | Article |
---|---|
Additional Information: | Tema : Peningakatan Pemanfaatan IPTEK Penginderaan Jauh untuk Mendukung Pencapaian Target-target Prioritas Pembangunan Nasional Cetakan I, Maret 2019 ISBN: 978-602-53912-0-0 |
Uncontrolled Keywords: | pushbroom, line scan camera, Kamera Udara Pustekdata v-2B, satelit LAPAN |
Subjects: | Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Pengelolaan dan Pengembangan > Citra Satelit |
Divisions: | LAPAN > Deputi Penginderaan Jauh > Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh |
Depositing User: | Administrator Repository |
Date Deposited: | 06 May 2021 00:17 |
Last Modified: | 19 Jul 2022 08:27 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/11704 |