Hidayat Gunawan and Wismu Sinarmodo and Ali Syahputra Nasution and Andy Indradjad and Ayom Widipaminto (2017) Pengembangan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Rumpin Untuk Penerimaan Data Satelit Penginderaan Jauh Berbasis Virtual Ground Station. Prosiding SIPTEKGAN XXI-2017 Seminar Nasional Iptek Penerbangan & Antariksa XXI Tahun 2017. pp. 407-417. ISSN 978-602-71833-3-9
Prosiding_Hidayat Gunawan_Pustekdata_2017.pdf
Download (1MB) | Preview
Abstract
Dalam rangka menjaga kontinuitas data satelit penginderaan jauh untuk mendukung Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN), LAPAN dalam hal ini Deputi Penginderaan Jauh perlu membangun infrastruktur yang mampu menerima, merekam, dan mengolah data satelit penginderaan jauh sumber daya alam dan lingkungan cuaca yang mencakup wilayah Indonesia. Seperti sudah dibangun dan dikembangkan di stasiun bumi Pare-Pare, yang saat ini sudah beroperasi untuk penerimaan data penginderaan jauh satelit Spot-5/6, Landsat-7/8 (LDCM), Terra/Aqua dan NPP. Akan tetapi dengan bertumpu pada stasiun bumi Pare-Pare, akan terjadi beberapa kendala dalam operasi penerimaan data penginderaan jauh, diantaranya cakupan penerimaan data, konflik jadwal akuisisi dan risiko kerusakan antena. Untuk itu perlu dibangun stasiun bumi penerima data penginderaan jauh yang bisa mengantisipasi kendala yang terjadi, dan bisa sebagai alternatif sebagai backup, redundansi dan compliment dari stasiun bumi Pare-Pare. Upgrading stasiun bumi penginderaan jauh di Rumpin dibangun pada posisi 106.6313 BT, 6.3728 LS, 219 ft, dengan ketinggian antena 15 m dan free spekle noise pada elevasi 5 derajat. Meliputi Subsistem antena menggunakan antena X-Band dengan diameter 5.4m dan G/T 30 dB, subsistem pedestal dengan 2 sumbu (X,Y), subsistem kontrol dengan program dan autotrack, subsistem RF menggunakan Feeder/LNA dengan spektrum frekuensi 8.0 – 8.5 GHz dan down converter 720 MHz, serta subsistem penerima menggunakan programable demodulator multimisi. Dalam pengembangannya stasiun bumi penginderaan jauh Rumpin menggunakan metode fully remote dan nearly otomasi, baik pada tahapan akuisisi, pengolahan dan reporting. Sehingga tidak perlu ada operator di stasiun bumi, selanjutnya operasional lebih pada monitoring proses, pengelolaan data dan pelaporan. Dengan sistem stasiun bumi yang dibangun sudah bisa dilakukan penerimaan downlink signal dan pengolahan data satelit Landsat-8 (November 2014), Landsat-7 (Agustus 2015), Terra dan Aqua (Agustus 2015), sedangkan untuk penerimaan data satelit Landsat7/8 sudah mendapatkan sertifikasi USGS tahun 2014/2015. Dengan dilakukannya upgrading dan pengembangan stasiun bumi penerima data satelit Landsat-7/8, dan Terra/Aqua (Modis) di Rumpin, dalam operasionalnya bisa menjadi backup redudansi dan compliment stasiun bumi inderaja Pare-Pare dalam rangka mendukung program Bank Data Penginderaan Jauh Nasional.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Stasiun bumi Penginderaan Jauh, backup redundansi dan compliment, Fully Remote dan Nearly otomasi, Landsat7/8 danTerra/Aqua |
Subjects: | Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Pengelolaan dan Pengembangan > Pengoperasian Stasiun Bumi |
Divisions: | LAPAN > Deputi Penginderaan Jauh > Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh |
Depositing User: | Administrator Repository |
Date Deposited: | 25 Feb 2021 02:54 |
Last Modified: | 19 Jul 2022 09:10 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/11384 |