Pemanfaatan Data SPOT 5 dan SPOT 6 untuk Pemantauan Pulau-pulau Kecil Terluar

Sebagai negara maritim, pulau-pulau kecil terluar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi Indonesia. Dalam Perpres No. 53 tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar telah ditetapkan 92 pulau sebagai pulau-pulau kecil terluar. Pulau-pulau tersebut merupakan Titik Dasar dari Garis Pangkal Kepulauan Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia. Melihat peranannya yang sangat strategis, perlu dilakukan pemantauan terhadap pulau-pulau kecil terluar. Pemantauan diperlukan terutama untuk melihat kondisi fisik keberadaan pulau tersebut. Pulau-pulau yang umumnya berhadapan dengan laut lepas dipengaruhi oleh cuaca, iklim, gelombang, dan kondisi alam lainnya. Terjadinya abrasi pada pulau terluar, naiknya muka air laut, dapat mengakibatkan hilangnya atau tenggelamnya pulau kecil. Data penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk pemantauan
pulau-pulau kecil terluar. Karena ukuran pulau yang relatif kecil, yaitu kurang dari 2000 m2, diperlukan data satelit dengan resolusi spasial yang tinggi. Sejak tahun 2014 LAPAN
telah secara operasional menerima data SPOT 5 dan SPOT 6 untuk seluruh Indonesia. SPOT 5 mempunyai resolusi spasial 10 m untuk multi spektral dan 2.5 m untuk pankromatik. SPOT 6 mempunyai resolusi spasial 6 m multi spektral dan 1.5 m
pankromatik. Pada kegiatan ini dilakukan pemantauan beberapa pulau kecil terluar, yaitu Pulau Intata, Pulau Kakarutan, Pulau Lingian, Pulau Kawalusu, dan Pulau Dana 2.