Indah Prasasti and Parwati and Nurwita Mustika Sari and Nur Febrianti (2015) Analisis Perubahan Sebaran Pulau Panas Perkotaan (Urban Heat Island) di Wilayah DKI Jakarta dan Hubungannya dengan Perubahan Lahan, Kondisi Vegetasi dan Perkembangan Kawasan Terbangun Menggunakan Data Penginderaan Jauh. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XX dan Kongres VI Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN). pp. 383-391.
Prosiding_Indah Prasasti dkk_Pusfatja_2015.pdf
Download (686kB) | Preview
Abstract
Aktivitas antropogonik dari pertumbuhan dan perkembangan perkotaan di wilayah DKI Jakarta telah menyebabkan kondisi iklim makin tidak nyaman dan cenderung semakin panas dan berpotensi menimbulkan pulau panas perkotaan (UHI). Fenomena UHI menyebabkan perubahan iklim mikro di wilayah perkotaan dan menurunkan tingkat kenyamanan lingkungan perkotaan. Walaupun, fenomena ini bisa diamati melalui
pengamatan suhu udara yang diukur oleh stasiun klimatologi, namun cakupannya relatif terbatas. Oleh karena itu, pemanfaatan data penginderaan jauh (inderaja) sangat penting
karena cakupan pemantauannya lebih luas, juga lebih efektif, dan dapat digunakan pula untuk memetakan pola perubahan ruang terbuka hijau serta mengamati kondisi lingkungan
(iklim mikro) wilayah perkotaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan sebaran pulau panas perkotaan dan hubungannya dengan perubahan penggunaan lahan, tingkat
kehijauan (NDVI), dan peningkatan kawasan terbangun (NDBI) di wilayah DKI Jakarta berdasarkan data inderaja. Data yang digunakan adalah data Landsat ETM tahun 2007 dan
Landsat 8 tahun 2013. Informasi yang diekstraksi dari data inderaja dalam penelitian ini adalah penutup penggunaan lahan, tingkat kehijauan vegetasi (NDVI = Normalized difference vegetation index), suhu permukaan darat (LST = Land Surface Temperature), dan indeks luas area terbangun (NDBI = Normalized Difference Build-up Index). Hasil analisis menunjukkan bahwa selama periode tahun 2007 – 2013 telah terjadi peningkatan suhu permukaan dan terdeteksinya pulau-pulau panas di wilayah DKI Jakarta, khususnya di beberapa wilayah pusat-pusat bisnis dan kegiatan manusia. Walaupun terjadi peningkatan luas area kebun campur dan penurunan luas permukiman, namun pulau-pulau panas masih terdeteksi di beberapa wilayah. Pulau panas terdeteksi pada daerah yang mengalami penurunan tingkat kehijauan (NDVI). Penggunaan indeks NDBI untuk menentukan perkembangan kawasan terbangun tidak memberikan informasi yang baik untuk menilai
hubungannya dengan keberadaan pulau-pulau panas.
Item Type: | Article |
---|---|
Additional Information: | ISBN 978-602-97569-1-3 |
Uncontrolled Keywords: | Pulau Panas (urban heat island), NDVI, NDBI, DKI Jakarta |
Subjects: | Taksonomi LAPAN > Teknologi Penginderaan Jauh > Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan > Pemanfaatan Penginderaan Jauh |
Divisions: | LAPAN > Deputi Penginderaan Jauh > Pusat Pemanfaatan Penginderaan jauh |
Depositing User: | Administrator Repository |
Date Deposited: | 25 Mar 2021 11:21 |
Last Modified: | 20 Jul 2022 07:58 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/11074 |