Kajian Ekonomi Pemanfaatan Pesawat Cessna 206 sebagai Wahana Surveillance untuk Mitigasi Bencana Alam

Sebagai lembaga penelitian di bidang penerbangan dan antariksa, LAPAN memiliki sebuah pesawat penelitian berjenis Cessna 206. Pesawat Cessna 206 adalah pesawat ringan yang dapat mengangkut 6 orang termasuk pilot dan copilot. Ketangguhan pesawat ini dalam melaksanakan beberapa misi terbangmenjadikan pesawat ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan surveillance dalam rangka mitigasi bencana
alam.Pesawat Cessna 206 juga terkenal sebagai utility aircraft, sehingga dalam melaksanakan misi surveillance tersebut, pesawat ini dapat dilengkapi dengan beberapa peralatan pendukung misi, seperti Digital Aerial Cameramaupun sensor Lidar. Sensor – sensor tersebut dapat diintegrasikan ke dalam pesawat Cessna 206 tanpa perlu melakukan modifikasi struktur pesawat, yang mengharuskan dilakukannya proses pembuatan STC (Supplemental Type Certificate).Untuk menjamin agar pelaksanaan misi operasi pesawat Cessna 206 dapat terlaksana dengan baik, maka dibutuhkan suatu kajian ekonomi yang
dimaksudkan untuk menghitung berapa biaya operasi langsung (Direct Operating Cost – DOC) yang dibutuhkan oleh pesawat Cessna 206 dalam melaksanakan suatu misi operasi
surveillance mitigasi bencana. Perhitungan DOC ini akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti konfigurasi sensor yang digunakan dan profil rute penerbangan yang dipilih. Khusus untuk paper ini, konfigurasi sensor yang dipilih dibatasi hanya untuk Digital Aerial Cameradengan misi aerial fotografi.Metode perhitungan biaya operasi mengadopsi metode yang terdapat dalam buku Airplane Design Part VIII: Airplane Cost Estimation: Design, Development, Manufacturing and Operating oleh Jan Roskam. Misi terbang yang akan
dilakukan adalah pemantauan dampak letusan gunung merapi di Magelang