BIODISTRIBUSI 177LUTETIUM-(R)-NODAGA-PSMA PADA GINJAL DAN KANDUNG KEMIH TIKUS GALUR WISTAR JANTAN

Briggita, Silalahi and Husein, Kartamiharja and Nur Rahmah, Hidayati (2019) BIODISTRIBUSI 177LUTETIUM-(R)-NODAGA-PSMA PADA GINJAL DAN KANDUNG KEMIH TIKUS GALUR WISTAR JANTAN. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, 20 (1). pp. 47-55. ISSN 1411-3481

[thumbnail of Brigitta JSTNI.pdf]
Preview
Text
Brigitta JSTNI.pdf - Published Version

Download (305kB) | Preview

Abstract

177Lutetium (Lu)–(R)-NODAGA-PSMA merupakan
perkembangan terapi radionuklida yang dapat digunakan untuk metastasized castrationresistant prostate cancer (mCRPC). Di Indonesia, terapi kanker prostat menggunakan 177Lu-
(R)-NODAGA-PSMA masih tergolong baru. Data mengenai persentase efek samping terapi
177Lu-(R)-NODAGA-PSMA pada organ kritis selain target, juga belum dikaji secara rinci.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui biodistribusi 177Lu–(R)-NODAGA-PSMA pada ginjal
dan kandung kemih hewan coba berupa tikus galur wistar jantan. Penelitian eksperimental
laboratorik ini dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Kedokeran Nuklir dan Pencitraan
Molekular RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek penelitian adalah 10 tikus galur wistar
jantan dengan usia 8-12 minggu; berat 200-250 gram; dalam keadaan sehat. Tikus ditidurkan
dengan agen anestesi ketamin, lalu dilakukan injeksi 1,3-1,7 mCi radiofarmaka 177Lu–(R)-
NODAGA-PSMA pada vena bagian ekor. Perhitungan cacahan organ total dilakukan pada
menit ke 60, 90, dan 120. Selanjutnya tangkapan (uptake) ginjal dan kandung kemih
ditentukan.Persentase rata-rata tangkapan radiofarmaka pada organ ginjal kanan, ginjal kiri,
dan kandung kemih pada menit ke-60 adalah 4,35%, 5,91%, dan 6,54%; pada menit ke-90
adalah 6,31%, 7,6%, dan 7,95%; serta pada menit ke-120 adalah 6,89%, 8,48%, dan 9,60%.
Hasil tangkapan organ target akan disajikan dalam tabel dan grafik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tiga organ yang memiliki dosis internal tertinggi 177Lu-(R)-NODAGA-PSMA
adalah: ginjal kanan, ginjal kiri, dan kandung kemih. Hal ini disebabkan karena ginjal berperan
sebagai organ ekskresi dari radiofarmaka. Terjadi peningkatan tangkapan radiofarmaka seiring
dengan berjalannya waktu.

Item Type: Article
Subjects: Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Radiasi dan Kesehatan kerja
Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Radiasi dan Kesehatan kerja
Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Radiasi dan Kesehatan kerja > Dosimetri Radiasi
Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir > Keselamatan Radiasi dan Kesehatan kerja > Dosimetri Radiasi
Divisions: BATAN > Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
IPTEK > BATAN > Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
Depositing User: Users 62 not found.
Date Deposited: 27 Jun 2019 06:04
Last Modified: 30 May 2022 08:38
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/9094

Actions (login required)

View Item
View Item