BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99mTc- GLUTATION UNTUK DIAGNOSIS INFEKSI

Halimah, Iim and Sugiharti, Rizky Juwita and Sriyani, Maula Eka (2013) BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99mTc- GLUTATION UNTUK DIAGNOSIS INFEKSI. In: Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR – BATAN Bandung, 4 Juli 2013, BANDUNG.

[thumbnail of Semnas Sains dan Teknologi Nuklir_2013.pdf]
Preview
Text
Semnas Sains dan Teknologi Nuklir_2013.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Iim Halimah_semnas_2013_BIODISTRIBUSIRADIOFARMAKA99mTc-GLUTATIONUNTUKDIAGNOSISINFEKSI_327-331.pdf]
Preview
Text
Iim Halimah_semnas_2013_BIODISTRIBUSIRADIOFARMAKA99mTc-GLUTATIONUNTUKDIAGNOSISINFEKSI_327-331.pdf

Download (286kB) | Preview

Abstract

BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA
99m
Tc- GLUTATION UNTUK DIAGNOSIS INFEKSI.
Infeksi merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian di Indonesia. Glutation merupakan
suatu tripeptida alami yang memiliki peran penting dalam reaksi detoksifikasi, melindungi sel terhadap
kerusakan dari radikal bebas endogen dan eksogen, bahan oksidan dan zat elektrofilik lainnya. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi radiofarmaka 99mTc-Glutation dalam mencit (Mus
musculus) dan efektivitas akumulasi dalam organ target yaitu otot terinfeksi. Penelitian dilakukan
terhadap 2 kelompok mencit yaitu mencit yang tidak diinfeksi bakteri (normal) dan mencit yang
diinfeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) pada otot paha kiri, dengan jumlah mencit dalam tiap
kelompok sebanyak 9 ekor. Radiofarmaka 99mTc-Glutation dengan aktivitas 0,3 mCi diinjeksikan secara
intra vena melalui ekor setiap mencit sebanyak masing-masing 0,1 mL. Biodistribusi radiofarmaka
99mTc-Glutation pada tikus dilakukan pada 1, 3, dan 24 jam pasca injeksi, serta akumulasi di dalam
organ dan jaringan seperti otot, darah, hati, limpa, usus halus, lambung, paru-paru, ginjal, dan jantung
dibandingkan antar dua kelompok mencit uji. Pada kelompok hewan normal, radiofarmaka 99mTc-
Glutation memiliki nilai akumulasi tertinggi di dalam ginjal pada 1 jam pasca injeksi sebesar 11,88 ±
1,31% dihitung dari dosis injeksi per gram organ (ID/g). Sementara pada kondisi hewan yang diinfeksi
bakteri E. coli juga menunjukkan nilai akumulasi tertinggi di dalam ginjal pada 1 jam pasca injeksi
yaitu sebesar 43,17 ± 1,05% (ID/g). Selain itu, tampak juga akumulasi yang signifikan pada organ
target yaitu otot paha kiri mencit yang diinfeksi bakteri sebesar 9,79 ± 2,44% (ID/g). Hal ini
mengindikasikan bahwa radiofarmaka 99mTc-Glutation cepat dikeluarkan dari dalam tubuh dan efektif
sebagai radiofarmaka untuk diagnosis infeksi.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci: bakteri Escherichia coli, biodistribusi, infeksi, radiofarmaka, 99mTc-Glutation.
Subjects: Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Pemanfaatan Isotop dan Radiasi > Bidang Kesehatan
Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Produksi Isotop dan Sumber Radiasi > Teknik Produksi Radiofarmaka
Taksonomi BATAN > Isotop dan Radiasi > Produksi Isotop dan Sumber Radiasi > Operasi Fasilitas Produksi Isotop dan Radiofarmaka
Divisions: BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
IPTEK > BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Depositing User: Administrator Repository
Date Deposited: 17 Feb 2019 04:26
Last Modified: 31 May 2022 09:13
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/8647

Actions (login required)

View Item
View Item