STUDI GANGGUAN REPRODUKSI SAPI PERAH DENGAN TEKNIK RADIO IMMUNOASSAY (RIA) PROGESTERON

Lima ekor sapi perah, yaitu sapi A (laktasi ke-6), sapi B [laktasi ke-7), sapi C (laktasi ke-2), sapi D [laktasi ke-S], dan sapi F (laktasi ke-S], yang menurut anamnese petugas Inseminasi Buatan (IB) atau Kesehatan Ternak lapangan dan menurut pemilik ternak mengalami gangguan reproduksi, dipelajari kelainan terse but dengan teknik Radioimmunoassay. Untuk tujuan itu dilakukan pengambilan sampel susu selama lima minggu dengan dua kali pengambilan sampel setiap minggu, untuk dianalisis konsentrasi progesteron dalam susunya guna mengetahui status faali reproduksi ternak. Hasil analisis menunjukkan bahwa sapi A (yang telah mengalami laktasi enam kali] dan sapi B (yang telah mengalami laktasi tujuh kali), berada dalam kondisi asiklik, yaitu tidak mengalami siklus reproduksi; sapi C (yang telah mengalami laktasi dua kali], mengalami perpanjangan periode siklus birahi setelah melahirkan (prolonged oestrus cycle post parium); sedangkan sapi D dan F (yang keduanya telah mengalami laktasi tiga kali] , mengalami tahap pemulihan siklus estrus setelah melahirkan (recovery oestrus cycle post partum). Dengan kelengkapan pencatatan sejarah dan keadaan ternak serta hasil konfirmasi yang dilakukan oleh tenaga medis ternak di lapangan. diagnosis gangguan reproduksi yang mengakibatkan kegagalan IE dapat dilakukan dengan menggunakan teknik RIA Progesteron.