Verifying the Existence of Indigenous Peoples using a Socio-spatial Approach: A Case Study of the Boti Tribe, Indonesia

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2014 menyatakan bahwa kriteria atau bukti yang harus dipenuhi untuk pengakuan masyarakat adat adalah: sejarah adat, wilayah adat, hukum adat, benda adat, dan lembaga adat. Dengan menggunakan studi kasus Suku Boti, kelompok etnis tertua di Pulau Timor, penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti keberadaan masyarakat adat dan wilayah adatnya. Penelitian ini akan berfokus pada verifikasi bukti keberadaan masyarakat adat menggunakan pendekatan sosio-spasial. Temuan kami menunjukkan bahwa masyarakat adat Boti masih ada, dengan beberapa bukti utama keberadaannya, yaitu, mereka memiliki sejarah adat yang terbentuk dari beberapa marga yang dipimpin oleh marga Benu; terdapat wilayah adat dengan beberapa zona pemanfaatan lahan; terdapat hukum adat yang mengatur kehidupan sehari-hari dan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam; dan terdapat praktik-praktik tradisional. Bukti tambahan ditemukan bahwa mereka mengelola hutan adat secara lestari, sebagaimana dibuktikan oleh tutupan hutan yang konsisten selama 30 tahun terakhir. Temuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan makalah akademis dan rencana peraturan daerah terkait pengakuan Suku Boti.