Village-Based Waste Management System: The Study Case in Borobudur Sub-District, Indonesia

Permasalahan sampah menjadi tantangan bagi kawasan pariwisata, termasuk Kecamatan Borobudur. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, pemerintah pusat dan badan usaha milik negara membangun Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS 3R) di 12 dari 20 desa di Kecamatan Borobudur. Penelitian ini mengkaji efektivitas TPS 3R di Kecamatan Borobudur dalam mengurangi jumlah sampah rumah tangga yang dibuang ke TPA. TPS 3R merupakan program pemerintah daerah untuk mengelola permasalahan sampah di permukiman. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan badan usaha milik negara membangun TPS 3R di Kecamatan Borobudur, yang kemudian diaktifkan dan dioperasikan oleh pemerintah desa. Di satu sisi, TPS 3R membebani pemerintah desa dan badan pengawas lingkungan hidup untuk mengelola dan mengawasi TPS 3R. Meskipun demikian, keterlibatan beberapa pemerintah desa pada tingkat pengelola justru menimbulkan beban finansial bagi TPS 3R. TPS 3R bersifat mandiri dengan dukungan yang lebih sedikit dari pemerintah daerah, yang berdampak pada kesejahteraan pekerja. Oleh karena itu, TPS 3R cenderung menaikkan iuran setiap tahun untuk menutupi kegiatan sehari-hari. Selain itu, ketiadaan SOP dan kurangnya pengalaman pengelola dalam pengelolaan sampah mengakibatkan beberapa infrastruktur tidak beroperasi. Namun, TPS 3R secara efektif meminimalkan pembuangan sampah rumah tangga ke tempat pembuangan akhir (TPA).