Perbedaan stres pada usia SMA berbasis gender

Pentingnya pemahaman terhadap dinamika gender dalam menghadapi stres semakin meningkat di kalangan remaja, terutama di SMA. Hal ini disebabkan oleh fase sensitif perkembangan remaja di mana identitas gender mereka mulai terbentuk secara kuat. Oleh karena itu, diperlukan penelitian khusus untuk mengeksplorasi interaksi antara faktor-faktor tersebut dengan proses stres pada kedua jenis kelamin. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang lebih dalam dan solusi yang lebih efektif dalam mengelola stres remaja di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perbedaan stres pada usia SMA berbasis gender. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa stres pada remaja putra dan putri di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, emosional, dan biologis yang berbeda. Remaja putri mungkin lebih rentan terhadap stres sosial, terutama terkait citra tubuh dan hubungan dengan teman sebaya. Di sisi lain, remaja putra mungkin mengalami stres akademik dan sosial yang berfokus pada pencapaian dalam bidang tertentu. Perubahan hormonal selama pubertas juga memengaruhi cara remaja putra dan putri menanggapi stres, dengan putri cenderung mengalami fluktuasi hormonal yang memengaruhi suasana hati, sementara putra mungkin mengekspresikan stres melalui perilaku eksternal. Pengalaman sosial yang berbeda juga memengaruhi tingkat stres, dengan remaja putri mungkin lebih terpengaruh oleh hubungan romantis atau persahabatan yang rumit, sedangkan remaja putra mungkin lebih stres karena tekanan dari teman sebaya untuk menunjukkan kekuatan dan ketangguhan. K