RESPON TEMPERATUR BAHAN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG PASCA LOCA

V.I.S, Wardhani and R, Dudung Abdul Razak (2009) RESPON TEMPERATUR BAHAN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG PASCA LOCA. In: SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI NUKLIR BANDUNG 2009, 3 Juni 2009, Bandung, Indnesia.

[thumbnail of PROSIDING_V. I. S. WARDHANI, DUDUNG A. RAZAK_PTNBR_2009..pdf]
Preview
Text
PROSIDING_V. I. S. WARDHANI, DUDUNG A. RAZAK_PTNBR_2009..pdf

Download (296kB) | Preview

Abstract

RESPON TEMPERATUR BAHAN BAKAR REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG PASCA LOCA. Perbandingan beda temperatur antara pusat bahan bakar dengan permukaan luar kelongsong terhadap beda temperatur antara permukaan luar kelongsong dengan temperatur curah fluida pendingin, ditunjukkan dengan bilangan Biot (Biot number). Untuk elemen bakar TRIGA 2000 Bandung, Bi itu jauh lebih besar daripada 0,1, sehingga elemen bakar itu tidak bisa dianggap sistem tergumpal, oleh sebab itu analisis transien temperatur pusat bahan bakar tidak menggunakan persamaan diferensial biasa. Metode resistansi-kapasitansi merupakan salah satu metoda numerik di mana elemen bakar dibagi-bagi dalam segmen yang cukup kecil, sedemikian hingga tiap segmen dapat dianggap sistem tergumpal. Tiap segmen mempunyai kapasitansi termal, dan terhubungkan dengan segmen lain dengan resistansi termal. Metode tersebut digunakan dalam analisis ini dan beberapa asumsi diambil untuk menyederhanakan perhitungan dan hasil yang lebih konservatif. Dengan diameter bocoran di dasar tangki reaktor 16 cm, laju alir ECCS 8 gpm yang dioperasikan 6 jam, maka temperatur maksimum pusat bahan bakar 467,83 ° C pada saat 287.66 detik setelah ECCS berhenti operasi. ;

FUEL TEMPERATURE RESPONSE OF THE BANDUNG TRIGA 2000 REACTOR FOLLOWING LOCA. The ratio of temperature difference between fuel center to cladding external surface with temperature difference between the cladding external surface to coolant bulk temperature, is shown with Biot number (Bi).The Bi number for the Bandung TRIGA 2000 fuel element is much more than 0,1, so that the fuel element cannot be assumed as lumped system, hence the ordinary differential equation is not used in this transient fuel center temperature analysis. Thermal resistance and capacity formulation method is one of the several numerical methods in which the fuel element is nodalized to be some small enough segment , in such a way that small segment can be assumed a lumped system. Each segment has thermal capacitance, which has interactions to the other segments by thermal resistances. That method used in this analysis with some assumptions in order to make simpler calculations and more conservative results. With break reactor tank base 16 cm in diameter, ECCS has 8 gpm in flow rate is operated during 6 hours, the maximum fuel center temperature is 467,83°C at the time of 287.66 seconds after ECCS off.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: fuel center temperature following LOCA
Subjects: Taksonomi BATAN > Reaktor Nuklir
Taksonomi BATAN > Reaktor Nuklir
Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir
Taksonomi BATAN > Keselamatan dan Keamanan Nuklir
Divisions: BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
IPTEK > BATAN > Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan
Depositing User: Administrator Repository
Date Deposited: 15 Nov 2018 08:10
Last Modified: 31 May 2022 03:33
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/5306

Actions (login required)

View Item
View Item