Upaya menuju postur aman melalui evaluasi baseline risk identification of ergonomic factors pada proses pengolahan tempe studi kasus di Tempe Barokah Tegal

Stasiun kerja yang tidak ergonomis dapat menyebabkan gangguan otot rangka dan berpotensi untuk menurunkan produktivitas pekerja, termasuk dalam proses pembuatan tempe yang tidak memperhatikan kaidah ergonomi. Proses produksi tempe 80 kg/hari dilakukan secara manual, khususnya pada tiga proses utama, yakni pengelupasan, pencucian, dan pencampuran kedelai dengan ampas tahu dan ragi. Pada proses ini terdapat keluhan pekerja dan diamati bahwa postur kerja belum memenuhi kaidah ergonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan memperbaiki postur kerja yang tidak ergonomis pada pengolahan tempe, agar dapat memaksimalkan kinerja dan keselamatan pekerja. Metode yang digunakan adalah Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor. Hasil penelirian menunjukkan bahwa proses pengelupasan kedelai memiliki skor 2,43 (sedang), pencucian kedelai 2,27 (sedang), dan pencampuran kedelai 2,26 (sedang). Usulan desain alat bantu diberikan untuk mengurangi Tingkat resiko ergonomi. Alat bantu yang diusulkan mampu menurunkan tingkat resiko sebesar 47%, yakni pada pengelupasan kedelai 1,17 (rendah), pencucian kedelai 1,12 (rendah), dan pencampuran kedelai 1,11 (rendah).