Pembentukan karakter dan pola komunikasi siswa SLTP melalui penggunaan media sosial

Pendidikan karakter bukan sekadar memberi pengetahuan tentang benar dan salah. Lebih dari itu, itu melibatkan usaha dalam menanamkan kebiasaan positif, termasuk kebiasaan berkomunikasi. Bahasa adalah alat utama dalam proses komunikasi, yang tidak dapat dipisahkan memberikan contoh yang baik dalam berkomunikasi di platform tersebut menjadi penting, terutama karena remaja SLTP cenderung meniru apa yang mereka lihat. Ragam bahasa yang digunakan di media sosial sangat beragam, mulai dari bahasa Inggris, bahasa daerah, bahasa gaul, bahasa alay, hingga bahasa kasar. Tujuan dari penelitian kepustakaan ini adalah untuk menjelaskan pembentukan karakter dan pola komunikasi siswa SLTP melalui penggunaan media sosial. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan dan menganalisis beberapa penelitian terdahulu untuk kemudian disimpulkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa cara pembentukan karakter siswa SLTP melalui penggunaan media sosial adalah: (1) Model perilaku positif, (2) Penggunaan konten edukatif, (3) Diskusi dan refleksi, (4) Pengembangan keterampilan kritis, (5) Pembentukan identitas positif, (6) Penggunaan media sosial dalam konteks pendidikan, (7) Pembelajaran kolaboratif, (8) Pembinaan kesadaran digital, dan (9) Pemantauan dan bimbingan. Sedangkan cara pembentukan pola komunikasi siswa SLTP melalui penggunaan media sosial adalah: (1) Pendekatan edukatif, (2) Model perilaku positif, (3) Penggunaan konten edukatif, (4) Pengembangan keterampilan komunikasi, (5) Pembelajaran kolaboratif, (6) Pendekatan kreatif, (7) Pembinaan kesadaran digital, (8) Kegiatan pemantauan dan umpan balik, (9) Pelatihan etika Berkomunikasi, dan (10) Penggunaan studi kasus.