Konsep cagar biosfer: alternatif pengelolaan kawasan Tri-Danau Beratan, Buyan, dan Tamblingan Provinsi Bali

Dedy, Darnaedi and Mustaid, Siregar and Herwasono, Soedjito and Endang, Sukara (2005) Konsep cagar biosfer: alternatif pengelolaan kawasan Tri-Danau Beratan, Buyan, dan Tamblingan Provinsi Bali. In: Prosiding Simposium Analisis Daya Dulung dan Daya Tampung Sumber Daya Air di Kawasan Tri-Danau Beratan, Buyan dan Tamblingan, 11 Agustus 2005, Bali.

[thumbnail of Prosiding_Dedy Darnaedi_Pusat Penelitian Biologi_31-42_2005.pdf]
Preview
Text
Prosiding_Dedy Darnaedi_Pusat Penelitian Biologi_31-42_2005.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Dalam era reformasi dan otonomi daerah semua wilayah Indonesia dipacuuntuk membangun, termasuk Pulau Bali. Sementara itu, pembangunan melalui pemanfaatan sumber daya alam sering mengakibatkan perubahan fungsi kawasan. Pemanfaatan sumber daya alam hendaknya memperhatikan kesinambungan dan keseimbangan ekosistemnya, karena over-eksploitasi dapat menimbulkan dampak negatif dan bencana alam yang jauh lebih merugikan daripada manfaat yang dihasilkan. Oleh karena itu prinsip pembangunan berkelanjutan harus diterapkan agar manfaat konservasi dan sosial-ekonomi terpenuhi, tanpa melupakan kearifan tradisional budayanya. Provinsi Bali mempunyai asset kawasan Kebun Raya 'Eka Karya' dan Cagar Alam Batu Kahu yang bertungsi untuk mengkonservasi berbagai jenis keanekaragaman hayati secara ex situ dan in situ serta sangat bermanfaat untuk eseimbangan hidro-orologi kawasan di sekitamnya. Kawasan konservasi tersebut dikelilingi oleh tiga danau yaitu Beratan, Buyan dan Tamblingan yang merupakan sumber pasokan air penopang utama kehidupan dan pertanian masyarakat di sekitamnya. Agar seluruh kawasan ini terkemas dalam kebijakan pengelolaan kawasan yang terintegrasi, sebuah Konsep Cagar Biosfer (Biosphere Reserve) yang diluncurkan UNESCO dapat ditawarkan sebagai alternatit. Strategi pengelolaannya menggunakan sistem zonasi dengan mendudukan multi stake holders pada level yang sama atas tugas dan tanggung-jawabnya. Indonesia sekarang baru mempunyai enam CagarBioster yang dikoordinasikan pada Kedeputian Bidang Iimu Pengethauan Hayati LIPI oleh Komite Nasional MAB (Man And the Biosphere) Indonesia. Panduan pengelolaan dan pelajaran dari keenam Cagar Biosfer tersebut akan dipaparkan secara singkat sebagai model bentuk penge!olaan kawasan terintegrasi.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: Cagar Biosfer, pengelolaan kawasan
Subjects: Natural Resources & Earth Sciences
Agriculture & Food > Agronomy, Horticulture, & Plant Pathology
Depositing User: Saepul Mulyana
Date Deposited: 19 Feb 2025 01:36
Last Modified: 19 Feb 2025 01:36
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/51835

Actions (login required)

View Item
View Item