Pemanfaatan sensor ultrasonic untuk pengukuran beda tinggi pada praktikum pemetaan terestris berbasis internet of things

Dalam pengukuran beda tinggi (elevasi) membutuhkan peralatan sipat datar atau yang biasa disebut waterpass. Waterpass biasanya digunakan oleh mahasiswa atau surveyor saat pengukuran di siang hari, pencatatan hasil pengukuran elevasi masih dilakukan manual, dan proses pengukuran elevasi masih dilakukan minimal 2 orang surveyor. Perancangan rambu ukur digital dibuat untuk memudahkan surveyor dalam pengukuran elevasi.Pemanfaatan laser sebagai pengganti waterpass yang memancarkan cahaya bisa membantu surveyor dalam pengukuran di malam hari. Penggunaaan aplikasi IoT (Internet of Things) Cloud media komunikasi berbasis internet untuk merekam hasil pengukuran dalam aplikasi Google Sheet. Pengujian beda tinggi menggunakan metode poligon tertutup dan membandingkan 3 macam cara pengukuran yaitu pengukuran manual, pengukuran digital tanpa IoT, dan pengukuran digital dengan IoT. Dari ketiga macam pengukuran tersebut yang memiliki ketelitian dibawah batas toleransi adalah pengukuran manual dengan ketelitian -2 mm dan pengukuran digital dengan IoT dengan ketelitian -2 mm, nilai rata-rata error sebesar 5,24%. Durasi waktu pengukuran tercepat menggunakan metode pengukuran digital dengan IoT dengan total durasi waktu 79 menit 26 detik dengan rata-rata pengukuran perstation (berdirialat) 05 menit 40 detik. Dapat disimpulkan pengukuran digital dengan IoT lebih baik dan efektif dalam hal ketelitian dan durasi waktu pengukuran.