Berbagai kendala dalam pelaksanaan konseling sebaya

Konseling sebaya merupakan suatu program bimbingan di mana peserta didik memberikan dukungan kepada rekan-rekan sejawatnya. Dalam praktiknya, interaksi antara konselor sebaya cenderung bersifat spontan dan informal, memungkinkan interaksi terjadi secara tidak terencana dan di mana saja. Namun, prinsip kerahasiaan tetap diutamakan. Keterampilan yang diperlukan dalam konseling sebaya relatif sederhana jika dibandingkan dengan keterampilan konselor profesional. Proses konseling sebaya terdiri dari tiga tahap: tahap awal, tahap pengembangan, dan tahap terminasi, di mana setiap tahap memerlukan keterampilan yang spesifik untuk membangun proses konseling secara menyeluruh. Ketidakberhasilan membangun proses ini dengan baik dapat mengganggu keseluruhan proses konseling. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai kendala dalam pelaksanaan konseling sebaya. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan berbagai kendala dalam pelaksanaan konseling sebaya dilihat dari aspek peserta didik meliputi kurangnya keterbukaan, kekhawatiran akan penilaian, kurangnya kepercayaan, perbedaan perspektif atau nilai, serta ketidakmampuan mengartikulasikan masalah. Sedangkan dari aspek konselor sebaya, kendala tersebut mencakup keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, kesulitan memisahkan peran,ketidakmampuan menangani masalah yang rumit, kurangnya dukungan dan supervisi, serta konflik kepentingan. Untuk mengatasi kendala ini, perlu dilakukan upaya peningkatan kesadaran, pelatihan keterampilan, pembinaan dan supervisi, serta promosi keterbukaan dan dukungan di antara peserta didik.