Kurnia, Eryani and Bambang, Subakti Z (2024) Terapi antiplatelet ganda durasi pendek terhadap durasi standar pada pasien resiko perdarahan tinggi setelah intervensi koroner perkutan: Literatur review. Manuju: Malahayati Nursing Journal, 6 (10): 41. pp. 43129-4347. ISSN 2655-2728
2655-2728_6_10_2024-41.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.
Download (365kB)
Abstract
Intervensi koroner perkutan (IKP) merupakan tindakan dengan pemasangan stent yang biasa dilakukan pada pasien sindrom koroner akut (SKA) untuk meningkatkan perfusi oksigen ke miokard jantung. Terapi antiplatelet ganda setelah tindakan IKP penting untuk mencegah trombosis stent. Durasi terapi antiplatelet ganda seiring perkembangan drug eluting stent (DES) generasi baru penggunaanya dapat diperpendek 1- 3 bulan, namun perlu mempertimbangkan risiko perdarahan dan iskemia pada pasien. Tujuan literatur review ini untuk mengupdate hasil iskemia dan perdarahan pada penggunaan terapi DAPT durasi 1 dan 3 bulan dibandingkan dengan durasi terapi standar 6 dan 12 bulan pada pasien resiko perdarahan tinggi setelah IKP. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain literatur review. Data dikumpulkan dari berbagai referensi yang diperoleh melalui pencarian di database PubMed dan Science Direct, dengan pembatasan pada artikel yang diterbitkan antara tahun 2019 dan 2024. Proses seleksi artikel dilakukan melalui screening cepat, menghasilkan 5 artikel penelitian dengan total populasi 16.654 peserta, serta 1 artikel yang menggunakan desain uji klinis acak (randomized clinical trial, RCT). Hasil penggunaan terapi DAPT durasi pendek dengan durasi standar dengan melihat hasil iskemia miokard dan perdarahan melalui pengukuran NACE, MACCE, kematian/ infark miokard, trombosis stent, dan perdarahan. Semua artikel memberikan hasil terapi DAPT durasi pendek (1-3 bulan) tidak kalah dibandingkan hasil durasi terapi standar.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sindrom koroner akut, Intervensi koroner perkutan, Terapi antiplatelet ganda, Risiko perdarahan tinggi, Acute coronary syndrome, Percutaneous coronary intervention, Dual antiplatelet therapy, High bleeding risk |
Subjects: | Medicine & Biology > Clinical Medicine |
Depositing User: | Djaenudin djae Mohamad |
Date Deposited: | 22 Oct 2024 08:23 |
Last Modified: | 22 Oct 2024 08:23 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/50540 |