Pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap harga diri pasien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa di RS Royal Prima Medan

Psikoedukasi merupakan pendidikan kesejahteraan yang diberikan kepada pasien dengan permasalahan nyata, misalnya kanker, gagal ginjal persisten, diabetes melitus, hipertensi. Untuk sementara, masalah mental seperti ketegangan, kesuraman dan skizofrenia. Penanganan psikoedukasi dapat dilakukan dengan memberikan data melalui booklet, flyer, pesan atau website kemudian melalui pengarahan atau wellbeing schooling, baik secara terpisah maupun bersama-sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi psikoedukasi terhadap harga diri pada gagal ginjal kronik. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest post-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita yang mengalami Gagal Ginjal Kronis di RS Royal Prima. Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini mengacu pada teknik Accidental Sampling sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 sampel. Hasil yang diperoleh pada pre-test mayoritas yang memiliki harga diri rendah sebanyak 20 responden (66,7%), dan minoritas yang memiliki harga diri tinggi sebanyak 10 responden (33,3%). Post test yang dilakukan psikoedukasi tentang harga diri didapatkan mayoritas memiliki harga diri tinggi sebanyak 24 responden (80,0%) dan minoritas dengan harga diri rendah sebanyak 6 responden (20,0%). Setelah dilakukan uji Wilcoxon diketahui rata-rata selisih pre-test dan post-test sebesar 9,50. Dan hasil yang diperoleh adalah P-value sebesar 0,001. Jadi dapat disimpulkan terdapat pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap harga diri pasien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisis RSU Royal Prima Medan.