Persepsi remaja Indonesia terhadap kebijakan efisiensi energi listrik

Arius, Krypton Onarelly (2024) Persepsi remaja Indonesia terhadap kebijakan efisiensi energi listrik. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 6 (1): 2. pp. 11-21. ISSN 2622-1764

[thumbnail of 2622-1764_6_1_2024-2.pdf] Text
2622-1764_6_1_2024-2.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (446kB)

Abstract

Negara Indonesia yang kaya akan sumber daya alam juga merupakan kontributor energi ekonomi global yang signifikan. Namun, meski memiliki cadangan bahan bakar fosil yang besar, Indonesia menduduki peringkat teratas importir minyak selama 20 tahun terakhir. Indonesia sedang menghadapi Trilema Energi. Poin pertama adalah ketahanan energi. Suatu kondisi ketika suatu negara mempunyai pasokan energi yang stabil dan memadai dengan harga yang wajar untuk jangka pendek dan jangka panjang. Kemiskinan Energi merupakan aspek kedua dari Trilema Energi Indonesia dan hal ini masih banyak terjadi di wilayah Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa dan Bali. Meskipun pada tahun 2020 pemerintah Indonesia mempunyai program energi yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia terang dan cerdas, namun pada saat wabah covid 19, program pembelajaran jarak jauh melalui Internet tidak dapat diterapkan di beberapa daerah karena beberapa daerah masih belum memiliki akses listrik. Kesulitan ini dirasakan oleh sebagian remaja yang harus sekolah online, Trilema ketiga adalah tentang kelestarian lingkungan hidup. Penduduk terkena dampak negatif perubahan iklim terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial [2]. Guningham (2013) menegaskan bahwa perubahan lingkungan dapat menyebabkan banjir, kekeringan tanah, dan sifat kayu yang miring, yang pada akhirnya mempengaruhi ketahanan pangan dan permasalahan lainnya. Remaja merupakan salah satu bagian masyarakat yang mewarisi dan menerima informasi dan pengetahuan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, termasuk masalah lingkungan hidup. Paper ini berfokus pada pemahaman bagaimana pandangan remaja Indonesia terhadap konsep efisiensi energi listrik. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendefinisikan 'remaja' sebagai orang-orang yang berusia antara 15 dan 24 tahun. Strategi penelitian penelitian ini merupakan gabungan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Mahasiswa jurusan penyiaran multimedia program Pendidikan vokasi UI menjadi subjek penelitian. Hasil survei yang disebar secara acak menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda terhadap prinsip efisiensi energi listrik. Strategi komunikasi tingkat lanjut diperlukan untuk mendapatkan kebijakan yang efektif. Pemerintah dan lembaga lain yang bertanggung jawab harus mempertimbangkan konsekuensi persepsi masyarakat terhadap efisiensi energi listrik dan berinvestasi lebih banyak dalam mempelajari cara berkomunikasi dengan masyarakat tentang manfaat dan nilai ekonomis dari efisiensi energi listrik.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Communication, Electrical energy efficiency, Indonesia, Perception, Youth, Kebijakan energi, Persepsi publik, Sumber daya energi
Subjects: Problem Solving Information for State & Local Governments > Energy
Communication
Depositing User: Hestianna Nurcahyani
Date Deposited: 17 Oct 2024 05:34
Last Modified: 17 Oct 2024 05:34
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/48565

Actions (login required)

View Item
View Item