Suhadi, Adit Prastowo (2024) Wayang Suket: Inovasi Dan Kreasi Pelestarian Budaya Wayang. [Video]
![[thumbnail of Wayang Suket Purbalingga atau Wayang Suket Mbah Gepuk pertama kali dikenalkan kepada masyarakat melalui ajang Perkemahan Wira Karya Nasional (PWN) tahun 1990 di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.]](https://karya.brin.go.id/style/images/fileicons/video.png)
24_%20Wayang%20Suket%20Inovasi%20dan%20Kreasi%20Peles.mp4 - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (223MB)
Abstract
Wayang Suket Purbalingga atau Wayang Suket Mbah Gepuk pertama kali dikenalkan kepada masyarakat melalui ajang Perkemahan Wira Karya Nasional (PWN) tahun 1990 di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Kini pembuatan Wayang Suket diteruskan oleh Badriyanto yang merupakan generasi ketiga dan satu-satunya cucu. Wayang Suket Purbalingga memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari daerah lain baik dari bahan dan cara pembuatannya, yakni dibuat dengan bahan baku suket kasuran (rumput kasuran) yang dapat dipanen saat bulan Suro atau Muharam. Memiliki karakter nilai kesabaran dan ketekunan, Wayang Suket Purbalingga dianggap sebagai benda yang memiliki nilai proyek dan bentuk inovasi dan kreasi dalam pelestarian budaya wayang. Pada 2020, Wayang Suket Purbalingga masuk sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional.
Item Type: | Video |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Budaya Wayang, Suket, Rumput, Kesenian, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Puppet making, Traditional culture, Culture heritage |
Subjects: | Social and Political Sciences > Social Concerns Agriculture & Food Agriculture & Food > Agricultural Economics |
Depositing User: | Eka Wibowo |
Date Deposited: | 21 Jan 2025 06:35 |
Last Modified: | 30 Jan 2025 06:47 |
URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/47943 |