Enuresis pada anak: evaluasi diagnostik dan tata laksana

nuresis atau mengompol adalah kondisi seorang anak yang mengeluarkan urin secara involunter, yang bukan disebabkan oleh kelainan fisismaupun organ. Enuresis merupakan keluhan yang sering disampaikanoleh orangtua pasien di klinik, baik klinik pediatri maupun klinik urologi. Proses berkemih mengalami perkembangan sejalan dengan usia anak, baik dari kapasitas maupun maturasi fungsi organ terkait, yang meliputi sistem neurologis dan sistem saluran kemih. Proses ini pada mulanya merupakan proses yang involunter sampai anak berusia 3-5 tahun, setelah usia tersebut sebagian besar anak berkemih secara volunter. Saat (timing) seorang anak dapat mengontrol proses berkemih sangat bervariasi dari individu ke individu. Data epidemiologi menunjukkan bahwa enuresis dialami oleh sekitar 20% anak berusia 5 tahun, 5-10% anak berusia 7 tahun, dan 2% dewasa. Pada sebagian masyarakat, terutama pada masyarakat dengan sosio-ekonomi rendah, enuresis dianggap sebagai hal yang “normal” sehingga sering terabaikan, padahal kondisi ini dapat dieliminasi. Makin dini intervensi yang diberikan, maka makin baik hasilnya. Kelainan ini memberikan dampak sosial, emosional, psikologis, serta menurunkan kualitas hidup, bagi penyandang dan keluarganya, sehingga pengenalan dan intervensi dini perlu dipahami oleh tenaga kesehatan agar tumbuh kembang anak penyandangnya tidak terganggu.