Githa, Rahmayunita (2023) Masalah kulit pada remaja. In: Prosiding Simposium LXXIX Addressing the recent management in pediatrics: Putting theory into practice, 5-6 Maret 2023, Jakarta.
Prosiding_2023_Githa Rahmayunita_140-151.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (310kB) | Preview
Abstract
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah individu yang berusia di antara 10-19 tahun. Pada periode ini, terjadi banyakperubahan baik fisik maupun mental, yang di antaranya melibatkan otak, sistem endokrin, dan sistem muskuloskeletal. Perubahan tesebut dapat terlihat di setiap bagian tubuh, termasuk kulit sebagai organ tubuh terbesar. Perubahan pada kulit juga dipengaruhi oleh faktor hormon misalnya hormon androgen dan estrogen. Hormon ini berperan dalam perkembangan kelenjar apokrin dan kelenjar sebasea yang menghasilkan sebum. Hal ini dapat menimbulkan akne dan ketombe.Selain itu, perubahan pada periode ini dipengaruhi pula oleh budaya masyarakat dan status sosial ekonomi.2Terdapat variasi penyakit kulit pada remaja di negara maju dan negara berkembang. Guram dkk.,di India melaporkan bahwa 2783(82%) dari 3581 siswa yang berusia antara 10-16 tahun memiliki penyakit kulit, yaitu pedikulosis (52%), skabies (25%), pitiriasis alba (6,6%), dermatitis seboroik (5%), pioderma (3,3%), akne (2,6%), dan tinea (2%). Masalah kulit dapat menimbulkan masalah besar bagi remaja yang terkait dengan stigma psikologis. Pada makalah ini akan dibahas beberapa masalah kulit pada remaja, yaitu dermatitis seboroik, akne vulgaris, dan bromhidrosis.
| Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Masalah kulit, remaja, hormon |
| Subjects: | Health Resources > Health Care Measurement Methodology Health Resources > Health‑Related Costs |
| Depositing User: | Saepul Mulyana |
| Date Deposited: | 19 Feb 2025 00:58 |
| Last Modified: | 19 Feb 2025 00:58 |
| URI: | https://karya.brin.go.id/id/eprint/47788 |


