Penerapan suctioning terhadap perubahan saturasi oksigen pasien gagal nafas yang terpasang ventilator di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan

Ibnu, Mas’ut and Dian, Kartikasari (2024) Penerapan suctioning terhadap perubahan saturasi oksigen pasien gagal nafas yang terpasang ventilator di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. MAHESA: Malahayati Health Student Journal, 4 (8): 30. pp. 3468-3476. ISSN 2746-198X

[thumbnail of 2746-198X_4_8_2024-30.pdf] Text
2746-198X_4_8_2024-30.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Share Alike.

Download (240kB)

Abstract

Pasien gagal nafas sangat memerlukan perawatan intensif dan merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas. Gagal nafas merupakan kegagalan kapasitas pertukaran gas yang signifikan pada sistem pernafasan atau sindrom akibat kegagalan sistem respirasi melaksanakan salah satu atau kedua fungsi pertukaran gas, yaitu oksigenasi atau eliminasi karbondioksida. Data World Health Organization (WHO), Pasien kritis di Unit Perawatan Intensif (ICU), dimana prevalensi setiap tahunnya meningkat, tertulis 9,8 hingga 24,6% per 100.000 penduduk. Serta sebanyak 1,1 hingga 7,4 juta orang meninggal karena penyakit kritis. Di Asia, terdapat 1.285 pasien yang dipasang ventilasi mekanik dengan Endotracheal Tube (ETT), di 16 ICU rumah sakit, salah satunya di Indonesia (WHO, 2016). Data dari survei yang didapatkan salah satu penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada tahun 2019. Pasien dengan terpasang ventilasi mekanik dengan Endotracheal Tube (ETT) sebanyak 241 pasien (Hafid, 2019).Studi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri selama bulan Oktober - Desember 2015 pasien yang mendapatkan perawatan ICU ada 105 pasien, Di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan sendiri pasien gagal nafas yang menggunaan ventilator tahun 2022 88 kasus dan meningkat menjadi 189 kasus di 2023, Di ICU RSI Pekajangan sendiri belum menerapkan standar suction berdasarkan evidence base practice terbaik masih sebatas kebiasaan saja dan berdasarkan SPO yang terakhir diperbaharui 4 tahun yang lalu sehingga Tindakan suctin seperti penelitian diatas masih beresiko terhadap keselamatan pasien oleh karena itu perlu ditunjang dengan penelitian lain untuk melengkapi Tindakan yang sudah ada yaitu Hiperoksigenasi sebelum dan setelah dilakukan Endotracheal Suctioning sebagai Evidence Based pada pasien kritis efektif meningkatkan saturasi Oksigen sehingga dapat menurunkan angka kejadian hipoksemia (Oktarisa et al., 2019), penulis tertarik untuk mengaplikasikan “Penerapan Suctioning Terhadap perubahan Saturasi Oksigen Pasien Gagal Nafas Yang Terpasang Ventilator di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Penerapan Suctioning Terhadap perubahan Saturasi Oksigen Pasien Gagal Nafas Yang Terpasang Ventilator di ICU RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. Jenis penelitian ini menggunakan metode study case dengan satu responden yaitu pasien di ICU dengan gagal nafas yang terpasang ventilator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tindakan suctioning memberikan efek yang baik terhadap kebersihan jalan nafas, namun dalam pelaksanaannya dapat memyebabkan penurunan saturasi oksigen sebesar 1-2%. Akan tetapi hal ini dapat dihindari dengan pemberian hiperoksigenasi sebelum suctioning. Dalam studi kasus ini pasien mengalami penurunan oksigen pada saat suction dan diatasi dengan hiperoksigenasi pre suction untuk mencegah hiposia dan diharapkan menjadi referensi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit terutama pasien kritis.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Gagal nafas, Ventilator mekanik, Suctioning, Respiratory intensive care, Respirators (medical equipment)
Subjects: Health Resources > Health Services
Health Resources > Health Care Utilization
Medicine & Biology
Medicine & Biology > Clinical Medicine
Depositing User: Djaenudin djae Mohamad
Date Deposited: 03 Sep 2024 09:50
Last Modified: 03 Sep 2024 09:50
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/47720

Actions (login required)

View Item
View Item