Kemampuan lahan basah tropis buatan jenis aliran vertikal bawah permukaan dalam mengolah limbah industri tepung tapioka

Industri tapioka telah cukup berkembang di Indonesia, namun banyak yang tidak memiliki pengolahan limbah yang layak, yang mana dapat menimbulkan pencemaran bau dan hidrogen sianida yang beracun. Telah dilakukan penelitian penggunaan lahan basah buatan dengan model aliran bawah permukaan (SSFCW; Sub Surface Flow Constructed Wetland) untuk pengolahan limbah industri tapioka. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi efisiensi SSFCW terhadap penyisihan penyusun limbah industri tapioka (COD, BOD, SS, TOM dan kekeruhan). SSFCW terdiri dari enam tanki masing-masing dilapisi pasir dan krikil. Pada tanki II dan III digunakan tumbuhan air Canna sp., sedangkan pada tanki IV ditanami Nymphaea stellata, Hydrilla sp., dan Lemna sp. Pengukuran parameter dilakukan dalam periode mingguan dari tanggal 17 Juli hingga 14 Agustus 2003. Analisis lanjut yang dilakukan adalah metode piktorial (Trend line analysis) dan matriks korelasi. Tingkat reduksi penyusun limbah berturut-turut SS, turbiditas, BOD₅, COD dan TOM, masing-masing 96,7%, 87,9%, 84,6%, 73,0% dan 52,5%. Peningkatan terjadi pada pH (6,4 menjadi 7,4), DO (3,8 mg.lˉ¹ menjadi 6,0 mg.l ˉ¹), dan konduktivitas (0,68 mS.cmˉ¹ menjadi 1,38 mS.cmˉ¹). Analisis piktorial menunjukkan hubungan prosentasi penghilangan paramater-paramater terhadap HRT(Hydraulic Retention Time) sangat kuat pada hubungan polinomial orde dua, yaitu terhadap BOD5 (r² = 1,00), COD (r² = 1,00) dan cukup pada SS (r² = 0,63).