Situasi perikanan botia (Botia macracanthus) di Sungai Batanghari, Jambi

Penurunan hasil tangkapan ikan botia di Propinsi Jambi dari tahun ke tahun menimbulkan banyak dugaan penyebabnya, antara lain: penangkapan ikan botia yang intensif pada musimnya, berkurangnya populasi induk ikan, kerusakan habitat dan perairan sungai Batanghari yang makin terpolusi. Untuk mempelajari situasi perikanan botia di sungai Batanghari ini lelah dilakukan studi tempat-tempat penangkapan induk dan anakan ikan botia serta alat tangkap yang digunakan don pengoperasian alat tangkap tradisional untuk anakan ikan botia di danau Teluk (danau oxbow sungai Batanghari). Alat ini terbuat dari bahan karpet plastik berupa tabung berukuran panjang 20 cm dan diameter rata-rata 2 cm dengan sekat/ruas di tengahnya. Sebanyak 950 buah tabung dipasang di lokasi penangkapan yangditumbuhi tumbuhan air seluas +5000 m' pada kedalaman 40 cm. Pengamatan secara acak ikan yang terperangkap dilakukan pada JOO tabung pada malam hari (19:00­ 2/:00). Tercatat sekurang-kurangnya 59 tempat penangkapan ikan botia di sepanjang sungai Batanghari di Propinsi Jambi yang dimanfaatkan petani nelayan pada musim populasi ikan botia. Alat tangkap yang digunakan untuk induk ikan botia sangat berbeda dengan anakannya. Jaring, jala dan pancing untuk ikan berukuran >IO cm dan tabung dari bambu/plastik/daun kelapa untuk anakannya. Keadaan kritis penangkapan ikan botia terjadi pada penangkapan induk secara intensif di daerah hulu Batanghari yang dapat mengancam populasi ikan ini. Penangkapan anakan ikan botia dengan tabung yang masih tradisional tidak dikhawatirkan akan mengancam populasi ikan ini. Dari tiga kali pengamatan berturut-turut diperoleh ikan botia (panjang 0,5-3,5 cm) sebanyak 95, 75 dan 82 ekor