Filsafat Ibnu Rusyd hubungan akal dengan wahyu

Kaipal, Wahyudi (2023) Filsafat Ibnu Rusyd hubungan akal dengan wahyu. Indonesian Journal of Islamic and Science, 1 (2): 4. pp. 109-120. ISSN 3031-1594

[thumbnail of 3031-1594_1_2_2023-4.pdf]
Preview
Text
3031-1594_1_2_2023-4.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (388kB) | Preview

Abstract

Ibnu Rusyd merupakan seorang intelektual muslim yang dikenal sebagai tokoh rasional dalam tradisi Islam. Dalam pemahamannya ia menekankan bahwa pentingnya antara akal dan logika dalam memahami agama serta semua aspek agama harus diselesaikan melalui kekuatan akal. Adapun karyanya yang terkenal, "Fasl al-Maqal " Ibnu Rusyd menegaskan bahwa logika harus menjadi landasan untuk menilai kebenaran. Dalam konteks ini, Ibnu Rusyd menawarkan pentingnya mengaitkan ayat-ayat agama dengan akal dan wahyu. Baginya, logika tidak hanya merupakan alat analisis, tetapi juga cara untuk memahami wahyu secara mendalam. Dalam memahami agama, menurut Ibnu Rusyd, seseorang harus belajar untuk memikirkannya secara logis. Meskipun akal dan logika menjadi aspek penting dalam memecahkan masalah-masalah gaib dan kompleks yang terkait dengan agama, Ibnu Rusyd juga menggabungkan prinsip hubungan (ittisal) dalam pemikirannya. Ia berusaha mencari hubungan yang harmonis antara agama dan filsafat. Menurutnya, belajar filsafat memiliki kedudukan penting dalam memahami ilmu tentang Tuhan, yaitu kegiatan filosofis yang mengkaji dan merenungkan segala sesuatu yang ada (al mawjudat). Ibnu Rusyd meyakini bahwa al-mawjudat, sebagai produk ciptaan, adalah petunjuk akan adanya Pencipta. Semakin kita memahami hasil ciptaan Tuhan, semakin sempurna pengetahuan kita tentang-Nya. Oleh karena itu, Ibnu Rusyd mendorong kegiatan refleksi dan kontemplasi tentang al-mawjudat ini, dan ia menganggap bahwa belajar filsafat adalah kewajiban dan perintah yang diberikan melalui wahyu. Dengan demikian, pendekatan Ibnu Rusyd terhadap filsafat menekankan pentingnya menggabungkan akal dan wahyu, di mana logika digunakan sebagai instrumen untuk meresapi dan memahami ajaran agama secara lebih mendalam.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Ibnu Rusyd, Filsafat, Hubungan akal dan wahyu, Islam, Critical theory, Contextual associations, Philosophers
Subjects: Social and Political Sciences > Psychology
Social and Political Sciences > Social Concerns
Depositing User: Early Siti Shabylla Zahra
Date Deposited: 07 Aug 2024 04:37
Last Modified: 07 Aug 2024 04:37
URI: https://karya.brin.go.id/id/eprint/40466

Actions (login required)

View Item
View Item