Isolasi dan analisis plasmid beberapa isolat bakteri fotosintetik anoksigenik

Kelompok Bakteri fotosintetik anoksigenik (BFA) banyak ditemukan dan hidup pada berbagai habitat perairan, baik perairan tawar maupun perairan Iaut (Imhoff, 1988 dan Pfennig 1977). Menurut Atlas dan Bartha, (1987) dan Widiyanto (1996) Kemampuan aktivitas metabolisme BFA telah dimanfaatkan sebagai biokontrol atau biorememediasi. Beberapa isolat BFA mampu menggunakan senyawa HS dalam prsoses fotosintesisnya. Sifat ini sangat menguntungkan karena HS merupakan senyawa toksik diperairan. Sifat-sifat BFA yang menguntungkan lainnya seperti mampu berkompetisi (in vitro) dengan bakteri Vibrio harveyi (Tjahjadi et al, 1994) Menurut Gunalan (1993) kemampuan aktivitas bakteri melakukan perombakan (biodegradasi) dikarenakan adanya plasmid bakteri. Plasmid merupakan molekul DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) untai ganda berbentuk sirkuler dan terdapat diluar kromosom bakteri. Ukuran plasmid berkisar 1 - 300 kb (kilo basa). Umumnya plasmid mengandung gen penyandi protein yang akan memberikan sifat-sifat yang menguntungkan bagi bakteri inang, seperti resistensi terhadap antibiotik dan logam berat, produksi toksin, produksi antibiotik (Crepin, 1987 dalam Said, 1997). Menurut Ausubel, et al (I995) fungsi penting dari plasmid mencakup sifat resistensi terhadap antibiotik dan juga produksi enzim restriksi. Dalam dekade 1970 an beberapa plasmid dibentuk di Jaboratorium dengan fagmen DNA dari plasmid alamiah. Plasmid artifisial ini atau derivatnya sangat umum digunakan sebagai vektor dalam pengerjaan DNA rekombinan. Semua plasmid digunakan sebagai cloning vectors yang mencakup tiga kegunaan umum yaitu sebagai replicator, selectable marker dan cloning site.