Budidaya tambak udang alternatif

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan produksi udang windu yang terus berlanjut. Faktor penyebab terjadinya penurunan produksi adalah degradasi lingkungan serta penerapan sistem budidaya yang kurang mendukung. Telah diteliti suatu sistem budidaya udang altematif, dengan mengkaji karakteristik ekologis tambak dan produktivitas dari udang windu, sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada. Parameter kualitas air umumnya berada pada kondisi yang mendukung untuk budidaya udang windu, kecuali salinitas pada periode akhir yang cukup tinggi sebagai akibat rendahnya air pasang, dan kadar TN dan TP yang cenderung tinggi. Kelimpahan fitoplankton pada awal budidaya udang berkisar antara 236 -102.575 ind/I dengan jenis dominan Chaetoceros sp., sedangkan kelimpahan zooplankton antara 61 - 164 ind/I dengan jenis dominan Nauplius sp. Sementara itu kadar khlorofil yang terukur antara 1,84 -- 14,12 mg/ m² dan laju fotosintesis bersih antara 405 - 2.042 mg C/ m² /hari. Kadar organik sedimen tambak berkisar antara 8,4- 11,3% dan rasio C: N organik antara 16 - I 9. Biota benthik yang ditemukan dari kelompok tubificidae dan moluska, dengan kelimpahan yang menurun sejalan dengan periode pemeliharaan udang. Parameter-paramter produksi udang yang dipelihara yaitu laju perturnbuhan 0,1 gr/hari, kelangsungan hidup 51%, rasio konversi pakan 1,87 dan produksi 477 kg per 3000 m² atau 1,59 ton/ha Komposisi ukuran udang saat panen adalah size 80 (54%), size 60 (40,6%) dan size 23 (4,8%).